PURBALINGGA – Sebanyak kurang lebih 900 peserta menghadiri pendidikan dan pelatihan (diklat) baca, tulis dan menghafal Al Quran (Muqri) di Pendopo Dipokusumo Kabupaten Purbalingga, Ahad (29/7). Mereka berasal dari ustadz/ustadzah Tempat Pendidikan Al Quran (TPQ), Madrasah Diniyah ataupun dari masyarakat umum yang ingin turut menimba ilmu.
Kegiatan ini diselenggarakan oleh Forum Penyuluh Agama Islam (FKPAI) Bidang Pemberantasan Huruf Al-Quran (PBHQ) Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Purbalingga. Ketua Panitia Penyelenggara kegiatan ini, Pratama Edi Nugraha mengatakan diklat ini akan secara khusus peserta akan diberi materi baca, tulis dan menghafal Al-Quran dengan metode Yanbu’a.
“Yanbu’a merupakan metode baca, tulis, dan menghafal Al Quran dengan cepat mudah dan benar bagi anak-anak maupun dewasa. Bagi yang sudah bisa membaca Al Quran ini akan meningkatkan kefasihan, juga bisa diajarkan ke anak didiknya di TPQ atau Madin agar lebih cepat dipahami,” katanya.
Muqri dan Diklat ini secara langsung dipandu oleh narasumber KH Ulil Albab Arwani pimpinan Pondok Pesantren Yanbu’ul Quran Kudus. KH Ulil Albab Arwani juga penulis Kitab Yanbu’a, Thoriqoh baca, Tulis dan Menghafal Al Quran.
Sementara itu Plt Bupati Purbalingga yang diwakili oleh Asisten Pemerintahan dan Kesra Sekda Kabupaten Purbalingga Drs Agus Winarno MSi mengapresiasi kegiatan yang diselenggarakan oleh FKPAI Bidang PBHQ Kemenag Purbalingga ini. Melalui diklat ini selain mendidik para ustadz dan ustadzah itu sendiri juga memberikan ilmu untuk menyiapkan generasi muda yang qurani.
“Saya ingn mengajak kita sekalian agar menjadikan kegiatan pelatihan ini sebagai forum untuk meningkatkan peran dan kontribusi organisasi masyarakat dalam pembinaan umat. Kegiatan ini diharapkan pula dapat melahirkan generasi-generasi pemelihara Al-Quran yakni yang mampu membaca Al-Quran dengan baik dan benar,” katanya.
Ia menambahkan, para generasi yang diajarkan para ustadz/ustadzah itu nantinya juga memiliki kemampuan untuk memahami ajaran-ajaran yang luhur dan tatanilai serta ilmu yang terkandung dalam Al Quran.
“Syukur-syukur nantinya juga mampu mendakwahi lingkungan sekitarnya dengan menunjukkan perilaku yang Qurani. Saya harap ilmu yang di dapat dalam diklat ini bisa ditularkan ke yang lain. Katakan 900 peserta ini diajarkan ke 20 santrinya, maka akan ada 18000 orang yang juga mendapatkan ilmu ini,” katanya.(Gn/Humas)