PURBALINGGA – Desa Limbasari, Kecamatan Bobotsari menjadi salah satu percontohan desa yang menerapkan sistim pertanian organik di Purbalingga. Dinas Pertanian (Dinpertan) Kabupaten Purbalingga, pada Kamis (9/8) melaksanakan Farmer Field Day (FFD) atau temu lapang petani dan juga panen padi organik yang dilaksanakan oleh Plt Bupati Purbalingga serta jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda).

Kepala Dinpertan Purbalingga, Ir Lily Purwati menjelaskan Desa Limbasari memiliki lokasi yang sangat strategis, karena berada di hulu. Sehingga airnya belum tercemar bahan kimia apapun, sebab pertanian organik itu airnyapun juga organik.

“Harapannya, ke depan Desa Limbasari menjadi kampung organik baik untuk padi maupun sayur yang berkembang di sini. Dengan memilih organik maka akan ada peningkatan nilai jual. Kalau beras biasa per kilonya Rp 10 ribu, kalau organik murni bisa capai Rp 20 per kilogram,” kata Lily sat memberi sambutan.

Saat ini pertanian organik di Desa Limbasari sudah mencapai 10 hektare. Pihaknya menitipkan kepada pemerintah desa agar capaian tersebut bisa diperluas lagi. Adapun varietas padi yang ditanam di Limbasari ada varietas Sintanur, sebagai varietas unggul yang aromatik (harum), kadar amilosanya 18 %, umurnya 120 hari.

“Rasa nasi pulen aroma wangi, berasnya lebih tahan lama tidak cepat bau. Potensi Sintanur di Limbasari mencapai 6-7 ton per hektarnya. tahan hawar daun bakteri dan wereng coklat,” katanya.

Selain kualitas air hulu di Desa Limbasari yang cukup baik, kuantitas air di desa ini juga cukup melimpah. Sehingga tetap bisa ditanami padi sekalipun di musim kemarau. “Bahkan setelah ini dipanenpun, selanjutnya jika masih memungkinkan masih bisa ditanami padi lagi,” katanya.

Pertanian Organik, kata Lily merupakan sistem pertanian yang ramah lingkungan menggunakan bahan bahan alami, bukan kimia, bukan sitetis, untuk pupuk maupun pestisida. Harapanya menghasilkan produk pangan yang sehat dan secara ekonomis mempunyai pangsa pasar khsuus yang haraganya lebih tinggi.

Di Kabupaten Purbalingga terdapat paguyuban tersendiri yang bergerak di bidang pertanian organik, yakni Pamorbangga (Paguyuban Masyarakat Organik Purbalingga). Paguyuban inimenggarap pertanian organik di sejumlah titik di Purbalingga. Diantaranya Desa Penolih, Limbasari, Karanglewas Mewek dan Kalikajar.

“Saat ini sudah membudidayakan pertanian organik seluas 52 hektare, jika dibandingkan dengan luas semua sawah di Purbalingga maka ini baru 0,2 persen. jadi masih relatif kecil,” ujar Lily.(Gn/Humas)