Bupati Purbalingga Sukento Rido Marhaendrianto terus memantau perkembangan aktifitas Gunung Slamet pasca ditingkatkan statusnya dari normal (level I) menjadi Waspada (level II). Bupati juga sudah menggerakan jajaranya untuk mengantisipasi berbagai perkembangan yang mungkin terjadi.
“Tadi saya dikabari langsung oleh camat Karangreja (Drs Sulistyarno Sip-red), kalau pagi ini 19 pendaki sudah berhasil dievakuasi turun. Kondisi wilayah aman terkendali,” katanya usai melantik 8 pejabat eselon II dan III di Pendapa Dopokusumo, Rabu (12/3).
Dia juga terus berkomunikasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) maupun Badan Geologi. “Saya memantau terus. Baik melalui BPBD maupun langsung dengan Badan Geologi. Aktifitasnya terus menurun. Saya minta masyarakat tetap tenang. Mudah-mudahan hanya begini saja dan tidak berlanjut,” tandasnya.
Bupati menjelaskan, untuk memberikan rasa aman kepada masyarakat, jajaran terkait langsung bertindak cepat dalam menanggapi peningkatan aktifitas Gunung Slamet. Sepanjang Selasa (11/3) kemarin, kata Dia, Pemkab telah meakukan koordinasi penanggulangan bencana dengan jajaran TNI, dinas terkait dan kepala desa terdampak di markas Kodim 0702 Purbalingga. Kemudian malamnya, Sekda Imam Subijakto juga memimpin rapat koordinasi dengan jajaran SKPD.
“Pagi ini (12/3) jajaran terkait langsung memberikan sosialisasi kepada masyarakat khususnya pada wilayah yang berdampak langsung. Termasuk Pak Sekda juga saya perintahkan memantau langsung ke Pos Bambangan,” jelasnya.
Terpisah, Sekda Imam Subijakto menuturkan, pemkab bersama jajaran terkait sudah memetakan jalur evakuasi apabila aktivitas Gunung Slamet terus meningkat. Khususnya untuk wilayah kecamatan Karangreja, Mrebet,Bobotsari, Bojongsari dan kecamatan Kutasari.
“Rencananya, Kamis dan jumat (13-14/3) tim yang terdiri dari kepala desa, babinsa, babinkamtibmas akan memberikan sosialisasi dampak letusan Gunung Slamet kepada masyarakat lokasi rawan bencana,” terang Imam disela-sela pemantauan.
Gunung Slamet Steril
Informasi yang diperoleh dari petugas SAR di Pos Bambangan Desa Kutabawa Kecamatan Karangreja, Purbalingga, Slamet Hardiansah, 19 pendaki yang pada Selasa malam masih berada di jalur pendakian akhirnya dapat dievakuasi pada Rabu (12/3) pagi. Para pendaki itu dievakuasi ke pos pendakian Dusun Bambangan dalam 2 gelombang.
“Mereka berasal dari Jakarta dan tiba di Pos Bambangan dalam 2 rombongan. Rombongan pertama tiba pukul 04.00 WIB, sedangkan yang kedua tiba pukul 07.00 WIB,” jelasnya.
Petugas SAR gabungan yang dibantu TNI dan anggota Ganesa Muda Pecinta Alam SMA N 1 Purbalingga, menjemput para pendaki setelah mendapat informasi peningkatan status Gunung Slamet dari Normal (Level I) menjadi Waspada (Level II) pada Senin 10 Maret pukul 21.00 WIB. Saat itu, SAR menerima informasi adanya sejumlah pendaki di Pos 5 pada jalur pendakian Bambangan.
“Kami juga mendapat informasi jika ada pendaki yang berada di Pos 2. Oleh karena itu, kami lebih dulu menjemput pendaki dari Pos 2 dan mereka tiba di Pos Bambangan pukul 04.00 WIB, sedangkan pendaki yang berada di Pos 5 tiba di Pos Bambangan pukul 07.00 WIB,” tutur Slamet.
Kepala Bidang Pariwisata Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Dinbudparpora) Purbalingga Prayitno mengatakan, sejumlah pendaki nekat mendaki meskipun telah mengetahui status Gunung Slamet ditingkatkan menjadi Waspada.
“Petugas kami yang berada di Posko Bambangan sempat melarang 9 pendaki asal Pekalongan. Namun rupanya, para pendaki ini nekad melakukan pendakian pada Senin 10 Maret sekitar pukul 21.00 WIB, meskipun sudah mengetahui status Gunung Slamet yang Waspada,” ucap Prayitno.
Dinbudparpora Purbalingga pun segera menjemput para pendaki tersebut, termasuk pendaki yang telah berangkat sejak Senin pagi. (/Hr)