PURBALINGGA – Potensi kopi di kabupaten Purbalingga yang mulai berkembang menggelitik seorang Plt Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi, SE, BEcon untuk mempromosikannya melalui gelaran Festival Kopi Purbalingga. Keinginan itu diungkapkan Plt Bupati Tiwi di Wanogara Kulon Kecamatan Rembang saat mencicipi sensasi kopi robusta produksi petani setempat.
“Produk kopi Purbalingga potensinya kan semakin besar dan sudah dikembangkan di banyak tempat. Coba mulai dipikirkan untuk menggelar Festival Kopi Purbalingga. Agar potensi produk kopi kita dapat lebih dipromosikan,” ujar Plt Bupati Tiwi sembari menyeruput kopi Karangnangka (Gunungwuled) racikan barista Rintosa dari Desa Losari, Rembang, Senin (10/9).
Menurut Plt Bupati, Rembang menjadi salah satu daerah dengan potensi kopi yang cukup besar. Diantaranya dari daerah Gunungwuled, Panusupan, Makam dan lainnya. Potensi itu harus mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui inovasi pengembangan kopi yang disinergikan dengan potensi pariwisata yang juga berkembang di daerah tersebut.
“Minum kopi juga bisa menjadi pendukung wisata di kabupaten Purbalingga. Dan sejumlah destinasi juga sudah mengembangkanya seperti Owabong dan Golaga. Termasuk sejumlah desa wisata seperti yang ada di Rembang ini,” katanya.
Diakui barista Rintosa, potensi kopi di wilayah kecamatan Rembang sudah lama berkembang. Para petani juga sudah mulai membranding produk kopinya agar lebih dikenal masyarakat pecinta kopi. Rintosa merinci, produk kopi diwilayahnya sudah berkembang khususnya di daerah Gunungwuled, Karangnangka, Panusupan, Makam, Gohong, Rembang Sumingkir, Rembang Karanganyar dan Wanogara. “Saya optimis Rembang bisa memberikan kontribusi karena disini ada banyak potensi kopi,” katanya.
Terpisah, Kepala Bidang UMKM pada Dinas Koperasi dan UKM Purbalingga Adi Purwanto menuturkan potensi kopi kabupaten Purbalingga berkembang khususnya di daerah utara seperti Karangreja dan Karangjambu yang lama dikenal sebagai sentra kopi Purbalingga. Namun demikian secara kualitas memang masih perlu upaya peningkatan.
Dikatakan Adi, saat ini pihaknya tengah mengupayakan peningkatan kualitas kopinya dulu. Artinya, kopi-kopi yang dulu dipetik campuran hijau dan merah, sekarang harus dipilah karena sekarang pecinta kopi sudah sangat peduli dengan kualitas kopi. “Di Purbalingga sebenarnya memiliki kualitas kopi yang sangat khas seperti di Gunungmalang atau di Karangjambu. Bersama daerah lainnya, potensi ini terus kita kembangkan,” katanya.
Adi juga menuturkan, pihaknya saat ini juga tengah mengembangkan wisata kopi. Tidak hanya menyeduh kopi, tetapi masyarakat dapat datang ke kebunnya untuk berekreasi sekaligus melakukan aktifitas pemetikan hingga sampai hasil akhir proses penyeduhan. “Itu akan kami kembangkan di Sirandu. Mudah-mudahan bulan depan sudah dapat kita launching dengan ikon produk kopi kendil yang cukup legendaris di daerah itu,” jelasnya.
Saat ini, lanjut Adi Purwanto, produk kopi yang sudah masuk pasar kopi Purbalingga diantaranya kopi Gunungmalang, kopi Makam, kopi Panusupan, kopi Kejobong. Termasuk kopi Kendil Sirandu juga mulai masuk pasaran, termasuk kopi Gondang dan Karangjambu.
Upaya mempromosikan produk kopi Purbalingga juga mulai gencar dilakukan. Di banyak event, Dinkopukm Purbalingga juga menggelar Ngopi Bareng Kopi Purbalingga. Terakhir, saat acara Gelar Seni Budaya Kabupaten Purbalingga di Anjungan Jawa Tengah TMII Jakarta beberapa waktu lalu, sejumlah barista lokal Purbalingga juga beraksi mempromosikan potensi produk kopi Purbalingga.
Adi Purwanto juga menginformasikan bakal digelarnya event Kopi Merdeka di komplek Hotel Owabong pada 15 September mendatang. Kegiatan yang digagas oleh Purbalingga Business Centre (PBC) bakal menyuguhkan sejumlah kopi lokal Purbalingga seperti Kopi Gunung Malang, Kopi Siwarak, Kopi Sirandu, Kopi Panusupan, Kopi Panusupan hingga Kopi Kejobong.
Acaranya dimulai pukul 19.30 WIB, terbuka untuk umum dan gratis tiket masuk. (Hr/humas)