Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi (Dinperindagkop) Purbalingga menjamin tidak ada penimbunan barang kebutuhan pokok masyarakat (kepokmas) menjelang puasa dan lebaran nanti. Pasalnya istilah menimbun adalah untuk barang dalam gudang yang tidak bergerak atau tidak mengalami keluar masuk. Dalam arti selama tiga bulan tidak ada mekanisme administrasi pergudangan First In- First Out (FIFO).
Sementara Kabid Perdagangan pada Dinperindagkop Purbalingga Sumitro menuturkan, semua gudang milik pedagang besar di Purbalingga diakuinya terdapat banyak sekali macam barang, termasuk jumlahnya. Barang tersebut tidak berhenti atau stagnan, namun selalu mengalir keluar-masuk. Sehingga tidak dapat dikategorikan sebagai upaya penimbunan.
Menyinggung harga kebutuhan pokok masyarakat di Purbalingga, kepada reporter Suara Perwira Sumitro menjelaskan, menjelang bulan puasa ini baru komoditas telor ayam ras yang mengalami kenaikan. Disamping telor, harga daging ayam ras juga mengalami kenaikan, yakni sebesar 3,57% dari harga Rp. 28.000 menjadi Rp. 29.000/kg. Namun dimungkinkan bukan masalah menjelang bulan puasa. Kenaikan daging dan telor ini karena meningkatnya permintaan, terkait banyaknya orang punya hajat.
Dari perkembangan harga kebutuhan pokok di Pasar Segamas, harga telor ayam ras sejak seminggu lalu mulai merangkak naik. Saat ini harga telor sudah mencapai angka Rp. 18.00/kg atau naik 2,86% dari harga semula Rp. 17.500.
Kenaikan telor dibenarkan Tari salah satu pedagang telor di Pasar Segamas, harga telor sudah naik sejak seminggu lalu. Dan memiliki kecenderungan tetap naik. (umg)