PURBALINGGA- Saat tabligh akbar yang diinisiasi Ikatan keluarga besar alumni tahun 1984 SMP Negeri 1 Bobotsari di depan halaman kantor Kecamatan Bobotsari, ustadz Dr. H, Wijayanto, M.Si menyampaikan 3 (tiga) pesan moral kepada para jamaah yang hadir yakni untuk selalu menjaga akhlak anak, agar anak selalu menghormati dan mentaati orangtuanya, kemudian menjaga keharmonisan keluarga dan juga berbuat baik kepada sesama tanpa memperdebatkan perbedaan.
“Jaman sekarang ini, anak-anak lebih mentaati telepon genggamnya daripada kata-kata orangtua, saat dipanggil orangtua tidak segera menjawab, namun apabila teleponnya berbunyi akan segera di sahutnya,” ujar Ust. Wijayanto, Senin (04/02)
Untuk mengatasi hal itu, lanjutnya, sejak dini perlu ditanamkan pendidikan karakter kepada anak-anak dari orangtuanya sehingga kelak saat dewasa selalu dapat berbakti dan tidak menjadi anak yang durhaka. Pendidikan karakter ini menurut Ust. Wijayanto tidak di berikan disemua sekolahan bahkan perguruan tinggi, karena di jenjang sekolah yang menjadi tolak ukur keberhasilan adalah dapat menyelesaikan tugas belajarnya saja.
Yang kedua adalah menjaga keharmonisan keluarga, dimulai dari komunikasi yang baik antara suami istri, kemudian juga komunikasi yang baik orangtua dan anak-anaknya. Hal itu dapat dimulai dari penggunaan telepon genggam secara bijaksana di rumah, perbanyak konmunikasi langsung dan berusaha saling mengerti sesama anggota keluarga.
“Perlu diperhatikan ini untuk tidak menjadi anak yang durhaka khususnya kaum muda, karena amal kebaikan sebanyak apapun tak akan diterima apabila durhaka kepada orangtua, dan karir sehebat apapun, dengan penghasilan sebesar apapun, takakan ada artinya apabila keluarga berantakan,” kata Ust. Wijayanto.
Pesan ketiga adalah saling tolong menolong kepada sesama tanpa memperdebatkan perbedaan. Menolong orang tidak usah dipertanyakan asalnya, agamanya, sukunya, partainya atau perbedaan lainya. Menolong tanpa didasari ikhlas, masih mempertanyakan perbedaan apalagi masih perhitungan, tak akan ada pahala baginya. Yang terpenting lagi menurut Ust. Wijayanto adalah saling menjaga silaturahmi, karena kerukunan dalam masyarakat akan menjadi modal menciptakan negera yang aman tenteram damai.
“Apabila berniat menolong orang, tak usah diperdebatkan perbedaannya, dan menghormati penrbedaan itu adalah rahmat kita hidup di Negara Indonesia yang berbhineka tunggal ika. Satu pesan lagi dari saya, kelak pada saat pesta demokrasi jangan sampai memutuskan tali silaturahmi,” katanya.
Tabligh akbar dihadiri Plt. Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi, SE. B.Econ. MM. beserta suami Rizal Diansyah, SE., sejumlah pejabat Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Purbalingga, Forkopimcam dan tokoh masyarakat serta ribuan warga Bobotsari. (t/ humpro2019)