PURBALINGGA, HUMAS – Penyelenggaraan karnaval pembangunan adalah wujud dari partispiasi Pemerintah Daerah dalam rangka mengisi kemerdekaan Republik Indonesia ke 69. Kegiatan karnaval star dari Gelora Guntur Daryono, lewat Usman Janathin, Jalan Jendral Soedirman dan Finish depan SMPN 1 Purbalingga.
Pawai karnaval diikuti oleh 104 peserta dari berbagai SKPD tingkat Kabupaten, Kecamatan dan Sekolah-sekolah di Purbalingga. Peserta karnaval diterima oleh bupati, wakil bupati, ketua DPRD, sekretaris daerah dan para pejabat di Pemerintah Daerah Kabupaten Purbalingga.
Menurut Sekertaris Daerah Purbalingga, Imam Subijakto selain untuk memeriahakan hari kemerdekaan RI yang ke 69 karnaval ini juga sebagai wahana dalam menggelorakan kembali semangat juang 45 di tengah-tengah masyarakat.
“Jiwa patriotisme bangsa Indonesia terutama generasi muda dewasa ini mulai luntur maka perlu di bangkitkan kembali salah satunya dengan karnaval,” kata Imam Subijakto saat melepas peserta karnaval karyawan-karyawati sekertariat daerah di Halaman Pendapa Dipokusumo, Senin (18/8)
Semangat patriotisme bisa diwujudkan dalam berbagai kegiatan seperti kesenian tradisional, kesenian tek tek, pakaian adat dan pakaian berbagai profesi. Kegiatan karnaval membuat hiburan tersendiri bagi masyarakat Purbalingga. “Selain membuat menghibur masyarakat karnaval juga mendatangkan rejeki bagi pedagang asongan, karena banyaknya orang berkumpul,” ujar Imam.
Pada beberapa waktu yang lalu, Kepala Kementrian Agama Purbalingga, Rochiman mengatakan semangat patriotisme dapat menangkal paham gerakan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di Purbalingga. Rochiman menambahkan gerakan ISIS di Purbalingga untuk sementara belum terdeteksi di Purbalingga namun demikian kita harus tetap waspada karena gerakan ISIS menyerang kepada masyarakat yang pemahaman Islamnya kurang.
“Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)dengan berpahamkan Pancasila sudah pas dengan ajaran Islam,” ujar Rochiman
Paham Pancasila adalah suatu paham yang mengakomodir pandangan dari berbagai golongan masyarakat. Pancasila hampir sama dengan perjanjian Madinah, perjanian ini mengakomodir dari golongan islam, yahudi, nasrani dan majusi.
“Pancasila dan NKRI sudah sepaham dan identik sesuai dengan piagam madinah,” pungkas Rochiman (Sapto Suhardiyo)