PURBALINGGA – Saat ini masyarakat atau umat khususnya umat Islam dihadapkan pada kenyataaan masih kuranngya dalam memahami ilmu agama, baik dalam beribadah, maupun pergaulan dimasyarakat. Sehingga apa yang menjadi larangan maupun perintah Tuhan-NYA tidak lagi mencerminkan perbuatan sehari-hari. Dengan ilmu agama yang berdasarkan AlQuran dan Sunnah nabi dan keterangan para ulama sesungguhnay manusia akan mengetahui jalan hidup di dunia maupun di akhirat.
“Untuk itu, dengan ilmu agama melalui AlQur’an, Sunnah nabi serta keterangan para ulama membuat kita mengetahui jalan kita di dunia. Sehingga kita jadi tahu mana yang baik mana buruk, mana yang bermanfaat dan mana yang tidak, mana yang halal dan mana yang haram,”jelas Ustad Abdullah Zaen Jum’at (10/6) pada Pengajian Rutin Ramadhan yang di selenggarakan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Purbalingga setiap hari Jum’at di Pendapa Dipokusumo yang diikuti Bupati Purbalingga Tasdi, Wakil Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi, seluruh pejabat Pemkab, dan Pegawai Negeri Sipil (PNS) dilingkungan Setda Purbalingga.
Menurut ulama dengan sapaan Ustad Zaen, dengan ilmu agama, umat dapat mengambil pelajaran di sekitar lingkungannya. Sehingga umat diminta tidak Melek-melek Walang (membuka mata seperti binatanag belalang). Melek-melek walang itu diibaratkan melihat seperti hewan tersebut dengan indera pengelihatan atau bermata besar, tetapi belalang melihat tidak dengan mata, namun dengan indera lainnya. Sehingga mata belalang tersebut hanya hanya dijadikan sebagai aksesoris atau mata-mataan.
“Yang dimaksudkan dengan melek-melek walang adalah apa yang terjadi di sekitar kita, akan tetapi tidak mengambil pelajaran yang ada disekitarnya. Diantara contoh kejadian yang sering dialami adalah saat mati lampu,”tuturnya.
Ketika mati lampu, sambung Ustad Zaen, ada pelajar yang bisa diambil pelajaran, karena waktu mati lampu atau gelap gulita, semua tidak tahu arah. Dimana arah utara mana selatan, sehingga saat berjalan dapat gerayang-gerayang karena takut menabrak sesuatu, sehingga apa di cari saat tidak ada cahaya maka akan membuat bingung. Sehingga apa yang dicari akan salah pilih dan tidak bisa membedakan apa yang dicari. Dalam kondisi tersebut, yang diperlukan oleh manusia adalah cahaya, karena cahaya merupakan kebutuhan primer manusia baik disaat siang maupunmalam hari.
Yang dimaksudkan disini adalah cahaya yang dibutuhkan manusia yaitu cahaya semenjak lahir hingga mati bahkan diakherat bahkan saat mati dan saat menghadap kepada Illahi, yaitu ilmu agama.
“Sedangkan dalam AlQur’an An-Nisa ayat 175, berbunyi, Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu bukti kebenaran dari Tuhanmu. (Muhammad dengan mukjizatnya) dan telah Kami turunkan kepadamu cahaya yang terang benderang (Al Quran), karena cahaya yang terang benderang itu adalah AlQur’an,”jelasnya.
Saat ini, kata Ustad Zaen, AlQur,an hanya dipajang dan jadi hiasan lemari buffet dan tidak pernah dibuka serta dibaca, sehingga umat tidak mendapatkan jalan terang. Untuk itu, umat diminta agar membaca serta mempraktekannya, karena ilmu agama yang berumber dari AlQur’an akan menjadi cahaya yang menerangi jalan kehidupan, ujarnya.
Dalam sambutannya, Bupati Purbalingg Tasdi menjelaskan, bahwa kegiatan amaliah ramadhan tersebut merupakan program para bupati-bupati terdahulu, dirinya bersama wabup akan melanjutkan, mengembangkan, memupuk serta meningkatkannya agar lebih baik lagi. Karena kegiatan tersebut sesuai dengan visi Kabupaten Purbalingga, yaitu untuk mewujudkan Purbalingga yang mandiri, berdaya saing menuju masyarakat yang berakhlak mulia
“Kegiatan ini juga merupakan tujuan dari tujuh misi kita dari sapta cita atau cita-cita Pemkab Purbalingga, satu diantaranya adalah untuk mendorong masyarakat Purbalingga yang religius beriman dan bertaqwa ,”jelasnya.
Bupati menambahkan, bahwa dalam rangka mewujudkan Purbalingga yang religius satu diantaranya disamping kegiatan yang sudah berjalan seperti pembinaan qori qoriah, khotmil Quran, istighosah adalah program baru yaitu setiap menjelang puasa, dengan mengadakan pawai taaruf dan pengajian akkbar dalam rangka tahun baru Islam. Selain itu, kegiatan tersebut juga akan dilkaukan setiap tahun dan pada kegiatan hari jadi Purbalingga. Program religius selanjutnya yaitu subuh berjamaaah keliling bupati dan wakil bupati bersama seluruh pimpinan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) untuk subuh bersama di desa dan dilanjutkan memugar rumah tidak layak huni (RTLH). (Sukiman)