PURBALINGGA, INFO- Bulan Agustus diperkiraan akan menjadi puncak musim kemarau di Kabupaten Purbalingga. Hal tersebut seperti yang tercantum pada surat yang bertanda tangan Sekretaris Daerah Wahyu Kontardi bernomor 365/12409 yang diterima Dinkominfo (Dinas Komunikasi dan Informatika) Kabupaten Purbalingga, Selasa (7/7/2020).
Dalam surat itu menyebutkan, musim kemarau kali ini akan mengalami puncaknya pada bulan Agustus mendatang berdasarkan prakiraan klimatologi dari stasiun klimatologi Semarang pada Maret 2020 lalu. Menurutnya, awal musim kemarau di wilayah Kabupaten Purbalingga diprakirakan mulai pada bulan Mei dasarian III di wilayah Timur, Selatan, Barat dan pada Bulan Juni dasarian I, di wilayah Barat laut dan Utara.
“Berdasarkan prakiraan dari stasiun klimatologi Semarang, puncak kemarau akan terjadi pada Agustus mendatang. Sedangkan awal musim kemarau diprakirakan telah terjadi pada bulan Mei lalu,” katanya.
Mendasari hal tersebut, dikhawatirkan akan terjadi bencana kekeringan/ kekurangan air bersih di Kabupaten Purbalingga sehingga diperlukan langkah-langkah preventif di antaranya mengimbau masyarakat agar hemat dan cermat dalam penggunaan air. “Menggunakan air secara bijak dengan cara hemat dan cermat menjadi salah satu cara untuk menghadapi musim kemarau,” ujarnya.
Penggunaan air seefisien mungkin juga diimbau terjadi pada ranah perikanan dan peternakan. Peternak serta pembudidaya ikan diminta untuk menggunakan air sehemat mungkin agar tidak terjadi kekurangan air yang justru akan merugikan masyarakat. Penggunaan sumber air alternative serta pengaturan distribusi air pada transmisi/ jaringan pipa PDAM juga tertera pada surat tersebut.
Stok pangan guna menghadapi musim kemarau juga menjadi perhatian Pemkab Purbalingga. Petani diharapkan melakukan pengaturan/ penyesuaian tata dan pola tanam. Penggunaan bibit tanaman umur pendek, tahan kekurangan air dan tahan serangan hama. Diversifikasi tanaman pangan pokok juga diharapkan dilakukan yaitu mengganti beras dengan jagung, umbi, ketela dan lainnya.
“Penggunaan bibit tanaman umur pendek, tahan kekurangan air dan tahan serangan hama diharapkan diterapkan oleh para petani,” pungkasnya. (KP-4).