Bupati Cuci Muka Air Tujuh Belik
PURBALINGGA, DINKOMINFO – Air Tujuh Belik dan gunungan hasil bumi serta sejumlah jodang berisi nasi tumpeng, hasil bumi dan jajan pasar menandai prosesi sakral Grebeg Onje yang dibuka Rabu (17/5) oleh Bupati Purbalingga H. Tasdi, SH, MM. Air Tujuh Belik itu diambil dari mata air yang ada di Desa Onje Kecamatan Mrebet, yakni Belik Gondok, Belik Dhomas, Belik Sendang Pancuran, Belik Daor, Belik Nagasari, Jatiragas dan Belik Muli.
“Alhamdulillah, merasakan air tujuh belik, seger, manfaat, insyaalloh sehat,” ujar Bupati Tasdi usai membasuk muka dengan air tujuh belik yang dituangkan oleh Kyai Maksudi, tokoh masyarakat desa setempat, di Lapangan Desa Onje, Kamis (18/5).
Sebelumnya, arak-arakan kendi berisi air tujuh belik beserta gunungan hasil bumi dan jodang diterima oleh Bupati Tasdi di Pendapa Puspa Jaga. Kemudian kendi air tujuh belik yang diterima bupati kembali diarak menuju lapangan desa setempat untuk dibagikan kepada warga.
Usai membagikan air tujuh belik, Bupati Tasdi yang didampingi Ketua TP PKK Ny. Erny Widyawati dan putrinya Mega Putri Yustiantika (Yosi) kemudian menerima gunungan hasil bumi dan jodang berisi jajanan pasar sebagai tanda rasa syukur warga atas kemakmuran yang dirasakan. Begitu Bupati Tasdi memberi komando, maka gunungan hasil bumi dan jodang pun jadi rebutan warga yang memadati lapangan desa Onje.
Diungkapkan Watini, warga Onje, ritual pengambilan air tujuh belik memang sudah menjadi tradisi desanya secara turun temurun. Dia mengaku ikut berebut air tujuh belik untuk keselamatan diri sendiri dan keluarga. “Kita mempercayai itu. Sebagai warga wajib mengikuti tradisi yang ada di desa. Ya untuk keselematan diri sendiri dan keluarga,” katanya usai berebut air tujuh belik yang dituang langsung oleh Bupati Tasdi.
Sementara, warga lainnya, Hartono berharap kegiatan tradisi desanya yang dikemas dalam acara Grebeg Onje dapat diselenggarakan secara rutin. Bahkan dirinya berharap dapat diselenggarakan lebih besar sehingga mampu menjadi agenda budaya yang dikenal luas oleh masyarakat.
Bupati Tasdi menuturkan, kegiatan Grebeg Onje sangat tepat dilaksanakan sebelum umat islam menjalankan ibadah puasa ramadhan (Sadran). Dimana kata Bupati prosesi pengambilan air dari tujuh belik atau mata air suci, merupakan simbol membersihkan diri sebelum puasa ramadhan.
“Harapannya kita akan suci sebelum melaksanakan puasa. Filosofi ini bukan hanya untuk grebeg onje, tapi manfaatnya, siapapun harus mengawali semua kegiatan dengan bersuci tidak hanya secara fisik namun juga suci secara batin. Termasuk dalam melaksanakan kegiatan pemerintahan,” jelasnya.
Kegiatan Grebeg Onje ini, lanjut Bupati, akan dijadikan agenda tahunan bahkan pada penyelenggaraan berikutnya akan diadakan lebih besar lagi. “Tahun depan kita akan buat seribu kendil (wadah air tujuh belik-red) dengan seribu anak-anak muda untuk dapat dicatat menjadi rekor MURI,” katanya.
Kepala Desa Onje Budi Tri Wibowo berharap prosesi pengambilan air tujuh belik dan kirab jodang yang dibagikan kepada warga dapat menjadi berkah sekaligus menjadi wujud rasa syukur masyarakat Desa Onje kepada Alloh Subhanahu Wa Ta’ala. “Kita berharap keberkahan ini dapat menjadi keberkahan seluruh masyarakat di kabupaten Purbalingga,” katanya.
Selain prosesi pengambilan air tujuh belik, kegiatan lainnya bakal digelar Kamis malam (18/5), berupa tradisi Penggelan. Yakni tradisi ritual yang digelar di bulan Sadran diawali prosesi mengarak nasi penggel lengkap dengan lauk pauknya dari Pendapa Puspa Jaga menuju Masjid R Sayyid Kuning. Prosesi ini juga diisi acara siraman suci di Sungai Jojok Telu yang akan diikuti para pejabat, tokoh agama, tokoh adat dan warga. Ritual diakhiri dengan mbabar penggel ngalap berkah. (Hr/Tq).