PURBALINGGA – Sebelum dibangun bandara Jenderal Besar Soedirman, PT Angkasa Pura II optimis okupansi penerbangan bandara ini akan cepat tercapai nantinya. Hal itu dikemukakan oleh Direktur Utama PT Angkasa Pura II (AP II), Muhammad Awaluddin dalam acara Tasyakuran Dimulainya Pembangunan BandaraJenderal Besar Soedirman, Jum’at (4/1/2019) di Jalan Masuk Bandara, Desa Tidu, Bukateja.
“AP II sangat optimis, Purbalingga termasuk 6 kabupaten/kota di sekitar akan menjadi pasar yang sangat potensial. Termasuk dukungan investor dan industri yang ada di Purbalingga, mereka akan jadi pelanggan-pelanggan kami di bandara,” katanya.
Seperti yang diketahui target okupansi tahap I setelah bandara beroperasi nanti yakni sekitar 98 ribu penumpang per tahun. Jika okupansi tercapai, maka AP II akan melanjutkan pembangunan bandara Tahap II dengan runway yang lebih panjang yakni 2500 x 45 meter yang tentunya mampu untuk beroperasi armada/maskapai yang lebih besar lagi.
Awaluddin memastikan maskapai yang akan masuk untuk beroperasi di pembangunan Bandara Tahap I ini tentunya menyesuaikan ukuran runway (1600×30 meter). Beberapa maskapai yang memungkinkan untuk penyediaan jasa pada tahap I diantaranya seperti Wings Air, Pelita, Trans Nusa dan maskapai lain.
“Kami juga sudah konfirmasikan dengan rencana kehadiran bandara JB Soedirman ini kepada para maskapai. Jenis pesawat yang bisa beroperasi di bandara ini sementara adalah jenis Propeller, belum bermesin jet kapasitas besar. Tapi kami punya rencana untuk melangkah ke tahap II dengan runway 2500 meter,” katanya.
Seperti yang diketahui, AP II pada Januari ini akan memulai persiapan pembangunan bandara, yakni dengan dibangun kantor proyek/direksi kit dan penginapan bahan bangunan. Realisasi pembangunan diperkirakan dimulai pertengahan 2019 ini dengan target pekerjaan sekitar 18-20 bulan.
“Investasi yang kami siapkan untuk pembangunan tahap I ini kurang lebih Rp 350 – 400 miliar. Kami prioritaskan untuk pembangunan Terminal, Apron dan Runway,” katanya.
Plt Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi SE BEcon MM juga menyatakan optimis okupansi penerbangan Tahap I nanti akan cepat tercapai. “Alasannya, bandara ini membuka akses untuk kebutuhan transportasi udara wilayah Jawa Tengah bagian barat dan selatan,” katanya.
Sementara itu sesuai dengan persetujuan Daerah Lingkungan Kerja oleh KASAU, landside bandara JB Soedirman mendapat jatah seluas 7,5 hektare dari luas lahan aset milik Lanud TNI AU JB Soedirman. TNI AU memastikan bandara yang nantinya berkategori civil enclave ini tidak mengganggu kegiatan operasi militer TNI AU.
Kepala Staf Koopsau I, Marsekal Pertama TNI Samsul Rizal SIp MTr (Han) menyatakan mendukung dibangunnya bandara JB Soedirman. Sebab selain digunakan sebagai operasi militer perang maupun selain perang juga digunakan untuk melayani kebutuhan masyarakat atau meningkatkan perekonomian masyarakat.“Keberadaan bandara ini mendukung pelaksanaan tugas TNI, terutama dalam melaksanakan operasi militer selain perang yaitu seperti operasi penanggulangan bencana alam yang membutuhkan transportasi udara dalam penanganannya. Hal ini sangat penting mengingat sejumlah daerah Jateng bagian barat yang berpotensi bencana alam,” katanya. (Gn/Humas)