PURBALINGGA, INFO – Hasil Karya Ilmiah dari dua siswi SMA Negeri 2 Purbalingga berhasil melaju ke ajang bergengsi Intel International Science and Engineering Fair (Intel ISEF). Dengan mengangkat tema Pamong Praja (Papa Momong, Mama Kerja), karya ilmiah dari Tara Belinda dan Putri Azizah Malik siswi kelas 12 IPS 1 meraih peringkat ketiga Lomba Karya Ilmiah Remaja (LKIR) yang diselenggarakan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).
“Untuk mencapai posisi ketiga ini, kami harus menempuh beberapa tahapan mulai dari seleksi proposal, penelitian hingga pameran dan presentasi yang diambil 12 pemenang dari 4 kategori. Alhamdulillah, kami berhasil mendapatkan juara 3 di Bidang Ilmu Pengetahuan Sosial dan Kemanusiaan (IPSK),” kata Mita Puspita Sukmasari, Guru Sosiologi SMA N 2 Purbalingga yang kebetulan juga menjadi guru pembimbing lomba tersebut saat ditemui di rumahnya, Jumat (30/3).
Dari 12 tim juara LKIR yang diadakan oleh LIPI, terpilih tujuh tim yang menjadi finalis Intel ISEF 2018 salah satunya tim dari SMA N 2 Purbalingga. Tim ini nantinya akan berlaga di Pittsburgh, Amerika Serikat pada 13-18 Mei mendatang.
“Di sana, anak-anak akan menjelaskan secara detail kepada juri dan pengunjung hasil karya mereka di pameran yang akan diadakan selama 6 hari itu,” jelas Mita.
Untuk menuju ajang bergengsi di kancah internasional yang diikuti oleh 78 negara, membuat Mita berusaha keras melatih anak didiknya. Menjelang kompetisi dengan membawa nama Indonesia, lanjutnya latihan bersama anak didiknya dilakukan setiap hari bahkan pelaksanaan ujian yang saat ini sedang berlangsung, tidak membuat mereka berhenti untuk tetap berlatih.
“Latihannya sekarang setiap hari, lagi ujian pun kami tetap sempatkan untuk latihan. Gak ada waktu lagi untuk berleha-leha. Ini sudah menjadi konsekuensi mereka ikut ajang ini. Mereka harus bisa membagi waktu antara belajar dan mempersiapkan diri menuju ajang bergengsi,” terangnya.
Mita melanjutkan, anak bimbingnya harus giat berlatih terutama dalam komunikasi menggunakan Bahasa Inggris. Dalam pemaparan hasil karya memang tidak terkendala apapun karena siswanya sudah menguasai betul isi dari karyanya, yang lebih ditekankan yakni saat berkomunikasi dengan juri maupun pengunjung.
“Materinya sih sudah oke, untuk presentasi juga sudah bagus, kesulitannya bagian komunikasi dengan banyak orang di sana karena kan semua menggunakan bahasa inggris, jadi mau tidak mau mereka harus terus berlatih,” ujar Mita.
Tara Belinda mengatakan alasan memilih Pamong Praja sebagai karya ilmiahnya berawal dari keprihatinannya melihat fenomena yang terjadi di Purbalingga. Dengan banyaknya pabrik di Purbalingga terutama pabrik rambut atau bulu mata ini ternyata menyedot para pekerja yang mayoritas perempuan.
“Di sinilah kami mulai mengamati, bagaimana seorang ibu yang bekerja di pabrik memberikan pola asuhnya kepada anak dan output dari anak itu sendiri bagaimana. Penelitian yang kami lakukan, kami langsung menemui keluarga yang ibunya bekerja di pabrik dari rumah ke rumah,” jelas Tara.
Perempuan yang bercita-cita menjadi Polisi Wanita (Polwan) ini mengaku senang dan bersyukur dapat mewakili SMA N 2 Purbalingga bahkan mewakili Indonesia pada kompetisi Intel ISEF. Tara dan rekan satu timnya berharap dengan adanya penelitian yang dilakukannya dapat bermanfaat untuk masyarakat Purbalingga.
“Semoga kami dapat mengharumkan nama Indonesia dan hasil penelitian kami dapat bermanfaat dan bisa disosialisasikan kepada seluruh masyarakat Purbalingga,” harap Tara dan Putri. (PI-7)