PURBALINGGA INFO – Dinas Komunikasi dan Informatika (Dinkominfo) Kabupaten Purbalingga melaksanakan forum diskusi tentang kompetensi kehumasan bersama jajaran pegawai Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Kabupaten Purbalingga, pada Jumat (9/9/2022), di aula Bawaslu Purbalingga. Acara tersebut disambut baik dan diapresiasi oleh ketua Bawaslu, Imam Nurhakim.
“Kehumasan dalam pemerintahan tentu sangat penting, mengingat Bawaslu sendiri merupakan badan pemerintah yang segala pekerjaannya perlu diketahui oleh masyarakat, baik yang telah dikerjakan, yang sedang dikerjakan, serta yang akan dikerjakan, dan kaitannya dengan pengawasan pemilihan umum,” sambut Ketua Bawaslu Purbalingga.
Pada acara tersebut pemaparan materi disampaikan oleh Kepala Dinkominfo Kabupaten Purbalingga, Jiah Palupi Twihantarti. Ia menyampaikan, di era sekarang humas pemerintah memiliki peran dan tugas yang tidak hanya berkomunikasi dengan publik secara satu arah, melainkan turut proaktif membentuk citra dan reputasi positif suatu daerah.
“Semangat kerja tim dan kolaborasi, serta kekompakan dalam sebuah team work menjadi hal penting dalam mengerjakan aktivitas kehumasan,” ujar Jiah.
Ia menambahkan, implementasi humas pun kini semakin bertambah. Tidak hanya sekedar membuat berita penulisan dan disebarkan ke media massa. Di era digital saat ini implementasi humas juga meliputi penyusunan konten, penyusunan strategi komunikasi, pembuatan video atau flyer media sosial, pengelolaan website instansi, monitoring dan analisis media, bahkan mengerjakan komunikasi kemitraan dengan komunitas masyarakat.
Kemudian materi seputar teknik jurnalistik dipaparkan oleh salah satu wartawan kompas.com, Muhammad Iqbal Fahmi. Ia menjelaskan bahwa sebuah instansi sebaiknya sejak awal lebih berhati-hati ketika memberitakan sesuatu, perlu dipertimbangkan dengan matang bagaimana dampaknya.
“Sebuah reportase seharusnya diawali dengan research terkait suatu isu. Setelah sudah mempunyai data dan menentukan sebuah sudut pandang, bisa lanjut ke proses observasi. Kemudian dilanjutkan dengan konfirmasi agar selanjutnya data yang terkumpul bisa dibuat menjadi sebuah produk jurnalistik yang punya nilai berita,” jelasnya.
Iqbal menambahkan selain mengerti secara teori tentang teknik penulisan, perlu juga memperbanyak bahan bacaan. Dengan sering membaca, maka perbendaharaan kata bisa lebih kaya, sehingga pemilihan diksi saat menulis pun bisa lebih mudah dilakukan.
“Dalam jurnalistik, kita memang sebaiknya sering menulis. Menulis itu seperti menari, tanpa latihan menulis, otot-otot di otak kita pun tidak akan terbiasa dan terlatih,” pungkasnya. (GIN/Kominfo)