PURBALINGGA- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Purbalingga menggelar kegiatan Purbalingga berdoa mengawali peringatan hari santri nasional ke 4 tahun 2018 yang diperingati setiap 15 Oktober berdasarkan keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 2015 Tentang Hari santri. Kegiatan Purbalingga berdoa dipusatkan di alun-alun Purbalingga, pada Sabtu malam (21/10).
Purbalingga berdoa dipimpin oleh 30 orang tokoh agama Purbalingga dan dilanjutkan tauziyah yang disampaikan oleh KH. Abror Musodhiq, diikuti ribuan jamaah yang menyesaki alun-alun Purbalingga dan di dominasi para santri dari seluruh pondok pesantren yang ada di Purbalingga.
Dalam sambutannya Plt. Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi SE. B.Econ. MM. menyampaikan kegiatan Purbalingga berdoa pada malam merupakan rangkaian kegiatan untuk mengawali peringatan hari santri nasional ke-4 tingkat Kabupaten Purbalingga tahun 2018 yang kegiatannya meliputi pawai obor pada tanggal 21 oktober 2018, upacara hari santri dan festival qosidah pada tanggal 22 oktober 2018.
“Kami mohon perkenan kepada segenap tokoh agama, para alim ulama, para santri dan seluruh masyarakat Purbalingga untuk nyengkuyung sukses pelaksanaan kegiatan tersebut,” kata Plt. Bupati Tiwi.
Plt. Bupati Tiwi melanjutkan, sejarah diperingatinya hari santri tidak terlepas dari resolusi jihad yang dicetuskan oleh pendiri NU yaitu KH. Hasyim Asy’ari pada tanggal 22 Oktober1945 di Surabaya dalam rangka untuk mencegah dan menghalangi kembalinya para penjajah ke bumi pertiwi. Selain alasan historis, alasan sosiologis dan filosofis diperingatinya hari santri, yaitu untuk mengenang, meneladani dan melanjutkan peran ulama dan santri dalam membela dan mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia serta berkontribusi dalam pembangunan bangsa dan negara sebagai wujud mengisi kemerdekaan.
“Kegiatan purbalingga berdoa, dilaksanakan selain untuk memperingati hari santri, juga memiliki makna spiritual untuk bermohon pinta ke hadirat illahi rabbi agar kita semua warga Purbalingga diberikan anugerah keselamatan, keberkahan, ketenteraman, serta kebahagiaan lahir dan batin baik, di samping itu,Purbalingga berdoa juga media silaturahmi guna mempererat persatuan dan kesatuan umat /ukhuwah islamiyyah, wathoniyyah dan bashariyyah,” katanya.
Dalam kesempatan tersebut, Plt. Bupati Tiwi juga mengajak segenap jamaah Purbalingga berdoa untuk senantiasa mengingatkan untuk selalu bersyukur karena Purbalingga dijauhkan dari benca dan berharap tidak mengalaminya seperti yang ada di Palu, Sigi dan Donggala Sulawesi Tengah yang mengakibatkan korban meninggal dan koban luka sampai ribuan serta kerugian materi yang sangat besar pada 28 september 2018.
“Sebagai sesama warga bangsa hendaknya kita turut mendoakan saudara-saudara kita tersebut yang sedang terkena musibah dan juga kita berdoa agarPurbalingga selalu dijauhkan dari bencana dan dinaungi keberkahan dan keselamatan oleh Allah SWT.,” kata Plt. Bupati Tiwi.
Pada akhir sambutannya Plt. Bupati Tiwi sampaikan informasi bahwa tahun 2018 dan tahun 2019 merupakan tahun politik, dimana pada tanggal 16 desember 2018 kita akan menghadapi pilkades serentak yang akan diikuti oleh 184 desa, dan selanjutnya ditahun 2019, tepatnya tanggal 17 april 2019 akan dilaksanakan pemilu serentak yaitu pemilu legislatif dan pemilu presiden dan wakil presiden.
“Saya berharap, kedua momentum politik tersebut, segenap komponen masyarakat utamanya para ulama dan para santri untuk menjadi garda terdepan menjaga kondusifitas wilayah dengan cara mencegah penyebaran berita-berita bohong (hoax), mencegah terjadinya ujaran kebencian, kampanye hitam, money politic, ghibah (menggunjing dengan menjelek-jelekkan salah satu paslon atau parpol) , namimah (adu domba) dan fitnah, mewujudkan politik yang berkualitas dan bermartabat,” kata Plt. Bupati Tiwi. (t/ humas)