PURBALINGGA – Sejumlah daya tarik di desa wisata khususnya di kecamatan Rembang, tetap aman dikunjungi. Bencana banjir bandang tidak langsung menyasar desa Panusupan, yang dikenal sebagai desa wisata religi, alam dan budaya. Sementara, arus sungai Gintung sempat meluap hingga mengenai jembatan pelangi di Desa Bantarbarang.
“Wisatawan tidak perlu khawatir, sejumlah daya tarik di desa wisata khususnya di wilayah Kecamatan Rembang, tetap aman dikunjungi,” kata Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga (Dinbudparpora) Purbalingga Drs Subeno, SE, M.Si, Rabu (8/6).
Subeno mengungkapkan hal tersebut disela-sela melakukan pemantauan pasca banjir bandang bersama Kepala Bidang Pariwisata, Ir Prayitno, M.Si di wilayah Kecamatan Rembang.
Dikatakan Subeno, peyangga jembatan gantung Soepardjo Rustam yang lebih dikenal dengan jembatan pelangi, memang terlepas. Peyangga jembatan ini, selama ini memang sudah dalam posisi menggantung dan tidak berpengaruh besar terhadap kekuatan jembatan. “Sebelum terjadi bencana banjir, pihak Dinas Pekerjaan Umum (DPU) telah melakukan penelitian dan melakukan uji coba jembatan itu mampu menahan sebuah kendaraan bak terbuka yang penuh muatan kayu. Saat ini jembatan juga masih tetap kuat berdiri,” kata Subeno.
Meski kuat berdiri, lanjut Subeno, pihaknya sementara menutup selama sehari jembatan pelangi tersebut. Pihak DPU akan memastikan kembali kekuatan jembatan tersebut. “Secara sepintas, kondisi jembatan bagus, dan kami juga mencoba melaluinya bersama beberapa pengelola jembatan itu, namun kami ingin memastikan secara teknis, soal keamanan jembatan tersebut,” kata Subeno.
Sementara itu, di desa wisata Panusupan, semua lokasi destinasi wisata yang dikelola kelompok sadar wisata Ardi Mandala Giri juga dipastikan aman. Seperti daya tarik jembatan cinta, rumah pohon, arena outbound dan curug Wana Tirta, jembatan pelangi, susur sungai, dan bukit Sendaren. “Semua daya tarik wisata di Desa Panusupan kondisinya aman, dan pengunjung tidak perlu khawatir,” tegas Subeno.
Kondisi yang sama juga terjadi di Desa Tanalum. Semua aset wisata di desa yang dikenal dengan curugnya itu tetap aman. Banjir di desa itu hanya menyasar areal persawahan dan rumah penduduk yang berada di dekat sungai.
Subeno menambahkan, pihaknya telah berkoordinasi dengan Polsek, Koramil dan Camat Rembang guna mengantisipasi kemungkinan terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan jika ada bencana susulan. “Kami telah berkoordinasi dengan pihak Muspika Rembang untuk mengantisipasi jika terjadi bencana susulan,” tambah Subeno.
Sementara di Desa wisata Kedungbenda, Kecamatan Kemangkon, arus sungai Klawing yang meluap, hanya sampai pada areal parkir wisata susur sungai Linggamas. Luapan itu hanya sebentar dan terjadi pada Selasa (7/6) malam. “Semua aset wisata di Desa kedungbenda seperti perahu, gasebo, pelampung, dan prasarana MCK dalam kondisi aman dan tidak ada yang terbawa luapan arus sungai. Wisatawan tetap bisa menikmati susur sungai sepanjang arus sungai Klawing tersebut sudah kembali normal,” timpal Kabid Pariwisata, Prayitno.
Camat Rembang, Suwarto mengatakan, banjir bandang yang menimpa sungai Gintung akibat hujan yang turun deras sejak Selasa (7/6) malam hingga Rabu (8/6) dini hari. “Tidak ada korban jiwa, empat rumah rusak dan puluhan hektar sawah rusak,” kata Suwarto. (y)