PURBALINGGA, INFO – Bank sampah ‘Sampah Sahabatku’ Desa Muntang, Kecamatan Kemangkon, Kabupaten Purbalingga tetap beroperasi meskipun di tengah situasi pandemic covid-19. Meskipun demikian, operasional bank sampah tetap berjalan dengan menerapkan protocol kesehatan pencegahan covid-19.
Roro Hendarti atau yang akrab disapa Roro, Penggagas Bank Sampah tersebut mengatakan sudah mulai melakukan pengambilan sampah anorganik yang dikumpulkan oleh warga Desa Muntang pada Sabtu (30/5/2020). Roro tidak bekerja seorang diri melainkan dengan relawan pegiat lingkungan lainnya di Desa Muntang.
“Sebelumnya kami mengumpulkan relawan yang kondisinya sehat dan mau memilah, kemudian dilanjutkan dengan mengadakan penimbangan sampah, pemilahan sampah dan membersihkan lingkungan bank sampah,” kata Roro saat dihubungi, Rabu (3/6/2020).
Operasional bank sampah tersebut tetap dengan menggunakan protocol kesehatan. Semua relawan yang melakukan pengambilan dan pemilahan sampah menggunakan masker, kacamata, sarung tangan dan sepatu boat.
“Untuk sampah yang kita ambil dari masyarakat pun kita semprot terlebih dahulu dengan cairan disinfektan dan kami juga sekaligus melakukan pengecekan suhu tubuh warga yang menyetorkan sampahnya,” ujarnya.
Sebelumnya, Roro masih ragu untuk melakukan pengambilan dan pemilahan sampah anorganik dari masyarakat. Dirinya mengaku menunggu situasi aman baru melakukan pengambilan dan pemilahan sampah.
“Untuk Maret dan April, sampah yang terkumpul tidak langsung dipilah tapi disimpan dulu di Bank Sampah, supaya kalau ada virus sudah mati terlebih dahulu,” terang Roro.
Walau di tengah pandemi covid-19, ia tetap berusaha mengelola sampah dengan tetap menggunakan protokol kesehatan pencegahan covid-19. Beruntungnya di desanya masuk dalam kategori zona hijau sehingga Roro bisa tetap mengolah sampah anorganik kering dengan aman.
“Kami tidak mengangkut sampah setiap hari, jadwalnya memang belum tentu, untuk saat ini pengambilannya sesuai dengan pesanan warga yang sudah memilah sampah anorganik dari rumah,” jelasnya.
Sampah yang sudah terkumpul diangkut menggunakan gerobak motor ke bank sampah. Kemudian di bank sampah, relawan yang sudah siap akan melakukan pemilahan kembali sesuai jenis sampahnya dan akan dibersihkan.
“Sampah dari warga memang kami timbang di tempat dan kami hargai sesuai dengan harga kami, selanjutnya kami akan membersihkan ulang seperti melepas tutup botol dan label-label plastic, kemudian kami jual ke pengepul,” kata Roro.
Tidak semua sampah anorganik yang terkumpul dijualnya ke pengepul, ada juga sampah yang dibuat menjadi kerajinan tangan. Hasil kerajinan tangan dari sampah ini kemudian dipasang di etalase yang ada di Bank Sampah ‘Sampah Sahabatku’ dan di Limbah Pustaka.
“Kami ingin menunjukan kepada warga sekitar khususnya warga Desa Muntang agar lebih peduli terkait dengan lingkungan. Dan sekarang sudah banyak warga yang paham dan sadar untuk memilah sampah dari rumah,” pungkasnya. (PI-7)