PURBALINGGA, INFO – Keceriaan Muhamad Sifaul Umam (9), anak kedua keluarga Solihun warga RT 03/04 Desa Jingkang, Kecamatan Karangjambu, Purbalingga, sirna sudah. Sifaul yang akan disunat, Jum’at (23/2) siang, harus menghadap sang khalik. Bocah kelas 3 SDN Jingkang itu tewas secara tragis setelah rumahnya terkena bencana tanah longsor. Tidak hanya Sifaul, tiga kerabat Sifaul yang seluruhnya masih anak-anak juga menjadi korban. Bencana tanah longsor itu menimpa rumah keluarga Solihin, Kamis (22/2) malam sekitar pukul 21.00 WIB.
Selain menewaskan empat orang yang terkubur dalam satu kamar, juga melukai enam orang lainnya. Para korban terbilang masih kerabat dan beberapa lainnya merupakan tetangga dekat. Sifaul sengaja ditemani beberapa saudaranya yang seumuran untuk memberi semangat menjelang disunat. Sementara kakak Sifaul, Puji Safangat (19), yang hendak menikahi Nur Azizah (18) warga Desa Sanguwatang, Kecamatan Karangjambu, juga gagal. Namun, Puji Safangat masih beruntung, ia sempat menyelamatkan diri dan hanya mengalami luka-luka pada kakinya.
“Bencana tanah longsor itu sangat tiba-tiba. Rumah kami mendadak roboh setelah tertimpa tanah. Anak saya Muhamad Sifaul Umam, meninggal di kamar bersama teman-temannya. Saya, istri dan anak pertama Puji, bisa menyelamatkan diri. Saya menerima bencana ini, karena sudah menjadi kehendak Yang Maha Kuasa,” tutur Solihin sedih, Jum’at (23/2).
Atas musibah itu, Sifaul Umam batal disunat, sedang pernikahan Puji yang meminang gadis tetangga desanya, Nur Azizah, terpaksa ditunda. “Saya sudah menyampaikan kepada keluarga besan, ijabnya ditunda, mungkin hari Minggu (25/2),” tutur Solihin.
Bupati Purbalingga H Tasdi, SH, MM, Wakil Bupati Dyah Hayuning Pratiwi, SE, B.Econ, Sekda Wahyu Kontardi, SH serta sejumlah pejabat jajaran Pemkab Purbalingga, ikut melepas upacara pemakaman para korban. Jenasah dilepas dari balai desa setempat, sekitar 1,5 kilometer dari rumah keluarga korban. Keempat korban meninggal itu masing-masing Muhamad Sifaul Umam bin Solihin (8), Safngatul Isman bin Suyatno (4), Abdul Roup bin Sukimin (9), dan Alkaromi bin Nurofik (7). Seluruh korban warga RT ¾ Desa Jingkang.
Sementara korban luka-luka enam orang masing-masing Sahrudin (68) patah tulang dan dirawat di RSUD Goeteng Traunadibrata, korban lainnya mengalami luka ringan Sohimin (38), Ruslan (25), Ojan (16), Sarif (35), dan Karsun (16). Saat kejadian, para korban sedang berkumpul di rumah keluarga Solihin yang tengah mempersiapkan hajatan.
Bupati Tasdi menyampaikan duka cita yang mendalam kepada keluarga korban. Tasdi terus menghibur dan memberikan dukungan kekuatan agar keluarga korban bisa tabah menerima musibah itu. Bahkan, salah satu ibu korban Ny Sukimin sempat menangis sesenggukan dipelukan Bupati Tasdi. Saat jenasah anaknya, Abdul Roup hendak dibawa ke pemakaman, Ny Sukimin menangis dan nyaris pingsan. “Aku pengin meluk terakhir anakku (Saya ingin memeluk anak saya yang terakhir-red),” tangis Ny Sukimin.
Atas musibah itu, Bupati yang hendak mengikuti Rakernas PDIP di Bali dan sudah berada di Bandara Adisucipto Yogyakarta, memilih menunda keberangkatannya dan menengok lokasi bencana. Bupati Tasdi juga langsung memberikan bantuan berupa sembako, uang tunai dan material berupa seng, triplek, paku dan lainnya. Bantuan juga diberikan oleh Ketua Tim Penggerak PKK Ny Erni Tasdi, dari PMI Purbalingga, Bazda Purbalingga, dan dari Perum Perhutani. Bantuan berupa uang duka, sembako dan peralatan sehari hari.
Bupati meminta, rumah korban direlokasi ke lokasi yang lebih aman, dan bergabung dengan lokasi relokasi sebelumnya yang pernah terkena bencana tanah longsor.
“Desa Jingkang, dan beberapa desa lain di wilayah Kecamatan Karangjambu, memang merupakan daerah rawan bencana. Ramalan BMKG (Badan Meteorolgi Klimatologi dan Geofisika) yang meminta mewaspadai bencana tanah longsor, ternyata benar terjadi. Kami terus mewaspadai timbulnya bencana serupa di wilayah rawan bencana lainnya. Yang jelas, lahan lokasi rumah korban, agar dikosongkan dan rumah direlokasi ke tempat yang lebih aman,” kata Bupati Tasdi. (PI-1)