PURBALINGGA INFO – Musim durian di Kecamatan Pengadegan, Kabupaten Purbalingga sudah memasuki puncak musim. Bagi pecinta durian bisa berburu berbagai macam durian lokal khas Purbalingga maupun durian hibrida disini.

Desa Tetel merupakan salah satu desa penghasil durian di Kecamatan Pengadegan. Meski jaraknya yang cukup jauh dari pusat kota Purbalingga, namun pecinta durian wajib datang kesini jika ingin puas menikmati durian.

Berbagai varietas durian ditanam di desa ini, mulai dari durian lokal, Montong Oranye, Bawor, Duri Hitam, Musangking, dan Masmuar. Namun durian yang lebih dominan dibudidayakan di Desa Tetel adalah Montong Oranye dan Bawor.

“Berbagai macam jenis durian dibudidayakan oleh petani disini, namun yang paling banyak jenis Montong Oranye dan Bawor, karena dagingnya yang tebal dan rasanya enak sehingga banyak peminatnya,” kata Muji Hartono salah satu petani durian dari Desa Tetel saat ditemui di kebun durian miliknya.

Salah satu tempat yang bisa kamu kunjungi  adalah rumah Hartono petani sekaligus pedagang durian di Desa Tetel . Disini kamu bisa bebas memilih durian terbaik untuk dibawa pulang ataupun makan ditempat.

Jika kamu merupakan tipe orang yang tidak bisa memilih buah durian, jangan khawatir, Hartono akan dengan senang hati memilihkan durian terbaik untuk kamu. Selain durian utuh Hartono juga menyediakan durian kupas.

Saat tim purbalingganews.id mencicipi durian lokal Pengadegan rasanya juga tidak kalah dengan durian montong, meski dagingnya tidak setebal durian montong namun aromanya terasa lebih kuat dan manis.

“Durian ditempat saya semuanya matang di pohon, saya panen dari kebun sendiri,jadi rasanya terjamin,” katanya.

Jangan takut kehabisan durian disini, petani yang memiliki lahan seluas tiga hektare ini mengaku saat panen raya bisa menghasilkan hingga 4 ton buah durian.

“Selain dijual eceran saya juga menyuplai pedagang durian yang ada di Purbalingga dan Banyumas. Harganya untuk durian lokal mulai 30.000 sampai 100.000 perbuah, yang montong mulai 75 ribu perkilonya” pungkasnya. (DHS/Kominfo)