PURBALINGGA – Pasca digelar famtrip bagi biro wisata ke sejumlah desa wisata, pertengahan November lalu, sejumlah biro wisata mulai intens memasarkan paket wisata kunjungan kedesa wisata di Purbalingga. Bahkan, dalam waktu dekat ini, sudah ada 80 wisatawan dari Brebes yang akan mengikuti paket wisata di Desa Panusupan dan sekaligus tingga di desa tersebut selama dua hari.
Kepala Bidang Pariwisata pada Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga (Dinbudparpora) Purbalingga, Ir Prayitno, M.Si yang dihubungi di ruang kerjanya, Kamis (1/12) mengatakan, kegiatan famtrip bagi biro wisata merupakan salah satu cara pemasaran wisata yang langsung kepada pembeli. Para pengelola biro wisata ini secara tidak langsung akan menjual paket wisata yang telah dicobanya. “Mereka tentunya akan meyakinkan calon wisatawan, ketika mereka juga sudah mencobanya. Kenangan yang memuaskan selama mengikuti kegiatan famtrip, menjadi kunci untuk memasarkan paket wisata yang ada,” kata Prayitno.
Prayitno mengaku, biro wisata dari Padang Sumatera Barat yang mengikuti famtrip pekan lalu, langsung merespon dengan rencana kunjungan rombongan wisatawan dari Sumatera Barat. Wisatawan dari Sumatera Barat, ternyata senang bisa berwisata ke Jawa, termasuk ke sejumlah tempat di Purbalingga. “Mereka sudah melakukan kontak langsung dengan pengelola desa Panusupan, dan beberapa desa wisata lainnya untuk membawa rombongan ke Purbalingga,” kata Prayitno.
Secara terpisah, Hairani Tarigan, SE, MM dari PT Kembang Wisata Tour and Travel Bekasi Jawa Barat melalui pesan Whatsup mengungkapkan, dirinya tergerak untuk menjual paket wisata kunjungan ke desa-desa wisata di Purbalingga setelah mencoba langsung paket wisata yang dicobanya saat mengikuti famtrip pekan lalu.
“Ternyata, Purbalingga, meski kota kecil menyimpan daya tarik yang sangat bagus. Sebelum datang untuk pertama kali ke Purbalingga ini, yang ada dalam bayangan saya, Purbalingga kotanya panas. Ternyata, setelah datang, kotanya sejuk, karena berada di kaki Gunung Slamet. Desa-desa wisatanya juga sudah terbangun rapi. Saya tidak tahu, siapa yang mampu menggerakkan para pelaku di desa wisata ini. Semuanya pelayanannya sangat ramah, dan tidak mengecewakan. Ini menjadi modal saya untuk meyakinkan relasi langganan kami yang selama ini lebih sering memilih datang ke desa wisata di Yogyakarta,” kata Hairani yang juga managing director PT Diva Convexindo Bekasi.
Hairani optimis, relasinya akan banyak datang ke Purbalingga, karena transportasi dari Jakarta, bisa dicapai dengan mudah menggunakan kereta api. “Sebelumnya yang saya pikirkan, untuk mencapai Purbalingga, harus dengan perjalanan darat yang lama dan melelahkan. Ternyata bisa menggunakan kereta api dan turun di stasiun Purwokerto. Jarak dari stasiun ke Purbalingga, bukan menjadi masalah, masih terbilang dekat, dan yang jelas tidak macet. Saya yakin, apalagi nanti jika bandara sudah dibangun di Purbalingga, semuanya akan dengan mudah dijangkau oleh calon wisatawan,” ujar Hairani.
Doddy Kurniawan dari Rayyan Tours & Travel Cirebon menyampaikan pesan juga, potensi desa-desa wisata Purbalingga sangat layak jual, apalagi saat ini trend pariwisata bergeser ke wisata alternatif. Doddy mengaku selama ini lebih sering membawa rombongan dari Cirebon dan beberapa daerah di Jabar ke Purbalingga untuk menikmati Owabong dan Taman Wisata Purbasari Pancuranmas. “Ternyata, desa wisata di Purbalingga sangat bagus dan cocok untuk kegiatan live in para pelajar langganan kami. Ini segmen pasar baru pariwisata Purbalingga yang harus terus digarap,” ujar Doddy.
Senada dengan Doddy, Pradiyanto Datu Jatmiko, brand manager ‘Yogya Holidays’ Tour and Travel juga mengungkapkan, potensi desa wisata Purbalingga yang sangat memungkinkan untuk pasar wisatawan dari Yogyakarta. “Orang Yoga sudah bosan berwisata ke Yogya dan sekitarnya, apalagi ke Bali. Mereka ingin menikmati wisata yang berbeda dengan lainnya. Mereka ingin menikmati kehidupan masyarakat desa dengan potensi alamnya yang indah. Dan pilihan itu, ada di desa wisata Purbalingga,” ujar Pradiyanto. (y)