PURBALINGGA, DINKOMINFO – Adanya Beras Sejahtera (Rastra) berkualitas jelek seperti dilaporkan oleh sejumlah masyarakat dibuktikan Bupati. Bersama Wakil Bupati Dyah Hayuning Pratiwi, Bupati Tasdi membuktikan laporan warga dengan melakukan inspeksi mendadak (Sidak) di Gudang Bulog Karangsentul, Purbalingga. Dari sidak tersebut, didapati banyak beras Bulog yang dipersiapkan untuk program Rastra memang berkualitas jelek dan kurang timbangan.
“Yang namanya Rastra ini kan pengganti Raskin (Beras Miskin-red). Sudah bertahun-tahun bolak balik pemeriksaan dan rapat, tapi kalau kita tidak menjalankan revolusi mental ya tidak selesai. Buktinya, tadi hasilnya juga masih seperti itu. Saya kecewa,” ujar Tasdi usai melakukan pemeriksaan stok beras Rastra di tiga lokasi gudang yang ada di komplek Gudang Bulog Karangsentul, Senin (8/5).
“Saya kira ini perlu kebersamaan. Saya usul kepada Bulog kalau memang proses pengemasanya disini ya pencampurannya yang baik, jangan sampai ada kutunya, banyak menirnya. Juga jangan terlalu percaya kepada pemasok,” lanjutnya.
Bupati mengaku pernah menjumpai proses pengemasan beras menggunakan kantong Bulog dilakukan di rumah-rumah warga. Dia mempertanyakan bagaimana kontrol pengawasaanya sehingga Bulog dapat meyakini kalau beras pasokan itu benar-benar seluruhnya berkualitas baik. “Saya pernah melihat langsung itu, ada pembungkusan beras di rumah orang dan sudah menggunakan bungkus kantong dari Bulog. Ini kontrolnya bagaimana,” katanya.
Bupati memerintahkan tim verifikasi beras Rastra dari pemda untuk menolak penyaluran Rastra kepada warga kalau tidak terpenuhi unsur-unsur beras medium yang berkualitas. “Saya mohon Pak Sigit, Pak Sediono, Pak Arief (tim verifikasi-red), kalau ada satu diantara lima hal itu ya ditolak. Berwarna (Kuning/kusam), Berbau (apek), banyak menir, berkutu, timbangan kurang ya harus ditolak,” tandasnya.
Sidak beras Rastra dilakukan Bupati Tasdi dan Wakil Bupati Dyah Hayuning Pratiwi di empat gudang milik Bulog Sub Divre IV di Karangsentul, Purbalingga. Pada gudang pertama bupati membuka dua kantong beras yang dipilih secara acak. Setelah dicek, salah satunya ditemukan beras yang berkutu dan banyak menirnya.
Pengecekan dilanjutkan ke gudang kedua yang masih di kunci. Di gudang tersebut juga ditemukan beras berkutu, menirnya banyak, berwarna kuning bahkan terdapat beras yang sudah menggumpal. Hal serupa juga masih ditemukan pada pemeriksaan beras di gudang ketiga dan keempat. “Dari bungkusnya saja sudah dapat dilihat kalau beras didalamnya sudah rusak,” katanya.
Terkait masih ditemukannya beras Rastra tidak standar, sebelumnya Bupati sudah dua kali mengirim surat kepada Presiden RI Joko Widodo. Surat pertama bulan Maret lalu, pemkab Purbalingga mengusulkan agar Presiden mengubah Keputusan Presiden (Kepres) yang mengatur pengadaan dan penyaluran beras pemerintah untuk program Rastra agar diganti dari beras kualitas medium menjadi kualitas premium.
Hal yang sama juga disampaikan langsung kepada Wakil Ketua dan anggota Komisi IV DPR RI yang melakukan kunjungan ke Purbalingga beberapa waktu lalu. “Kalau sekarang ketentuan beras medium dibagi 15 kg per KK, kalau diubah menjadi beras premium jumlahnya 10 kg per bagian tidak masalah,” jelasnya.
Di Purbalingga sendiri, Bupati telah mencoba program pemberian beras kepada masyarakat kurang mampu menggunakan beras kualitas baik yakni Beras Purbalingga atau Rasbangga. Beras tersebut diserap dari para petani oleh Puspahastama (Pusat pengolahan hasil pertanian utama) untuk didistribusikan diantaranya untuk para PNS dan program bantuan kepada masyarakat kurang mampu.
“Meski hanya 5 kg per bungkus, namun kualitasnya baik. Sehingga masyarakat senang menerimanya,” kata Bupati.
Ditambahkan Bupati, dalam satu bulan dirinya melakukan pembagian beras Rasbangga untuk masyrakat melalui sejumlah program silaturahmi bupati dengan masyarakat. Seperti Gebrak Gotong Royong, Subuh Berjamaah Keliling, Sepak Bola Kapuk dan Germas. Pada setiap kegiatan sedikitnya 500 bungkus Rasbangga dibagikan kepada masyarakat. Bupati bahkan memprogramkan mewajibkan seluruh PNS di kabupaten Purbalingga untuk membeli Rasbangga sebagai bentuk dukungan terhadap kesejahteraan petani dan Program Bela Beli Produk Purbalingga. (Hr)