PURBALINGGA, DINKOMINFO – Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) Sub Divisi Regional Banyumas mulai melakukan penyerapan gabah dari para petani di Purbalingga . Pada musim panen bulan Pebruari – Maret ini Bulog sudah menyerap 1.000 ton beras atau setara dengan 2.000 Gabah Kering Panen (GKP). Bulog menyiapkan dana tak terbatas untuk membayar gabah petani sesuai dengan Harga Pembelian Pemerintah (HPP).
“Tahun 2017 ini pada musim tanam I dan II, Bulog mentargetkan akan menyerap gabah petani Purbalingga sebanyak 60.000 ton GKP atau setara dengan 30.000 ton beras,” kata Kepala Perum Bulog Sub Divisi Regional Banyumas Setio Wastono disela-sela panen padi lahan demplot tanaman padi dengan aplikasi pupuk Kujang NPK 30-6-8 di kelompok tani Ngudi Karya, Desa Sidakangen, Kecamatan Kalimanah, Selasa (21/3).
Dikatakan Setio Wastono, dalam pelaksanaan program pengadaan pangan tahun 2017, pihaknya melibatkan mitra kerja Bulog termasuk diantaranya Gabungan kelompok tani (Gapoktan). Pada panen perdana tersebut, Setio juga secara simbolis membayar gabah petani kelompok Ngudi Karya, dan menyepakati kelompok itu akan memasok gabah tiga ton perhari kepada Bulog.
“Dalam tahun ini kami optimis bisa menyerap gabah petani Purbalingga sesuai dengan target. Pada tahun 2016 lalu saja, dari target 28.000 ton beras, mampu terserap 30.000 ton beras, atau terlampaui 106 persen. Target tahun ini dinaikan menjadi 30.000 ton beras atau setara dengan 60.000 ton GKP. Kami optimis bisa mencapainya dan mudah-mudahan panen padi petani dalam kondisi optimal, tidak ada serangan hama penyakit tanaman,” katanya.
Bulog, lanjut Setio Wastono, akan membeli gabah petani seharga Rp 3.700,- per kilogram di tingkat petani untuk GKP dengan kadar air 25 – 30 persen. Sedang untuk Gabah Kering Giling (GKG) Rp 4.650 per kilogram di gudang Bulog, sementara untuk beras Bulog siap menampung dengan harga Rp 7.300 per kilogram di gudang Bulog. “Serap gabah (Sergap) petani ini merupakan upaya pemerintah dalam percepatan serap gabah sesuai dengan Perpres nomor 20 tahun 2017 tentang Pedoman Pembelian Harga Gabah dan Beras petani,” tambah Setio Wastono.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Purbalingga Ir Lily Purwati mengatakan, target produksi padi tahun 2017 ini sebesar 284.273 ton GKG. Target itu disuplai dari luas areal tanaman padi 49.789 hektar (ha). “Hingga bulan Pebruari, luas areal tanaman padi sudah mencapai 23.753 hektar, dan kami optimis target luas areal tanaman padi hingga musim tanam I dan II bisa mencapai 49.789 hektar. Dari luasan tersebut nantinya diperkirakan akan mencapai produksi 284.273 ton gabah kering giling atau setara dengan beras 179.660 ton. Jika serapan Bulog mentargetkan 30 ton beras dari petani Purbalingga, optimis sangat bisa tercapai,” kata Lily.
Wakil Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi, SE, B.Econ yang melakukan panen padi perdana tersebut mengatakan, Pemkab Purbalingga menyampaikan apresiasi kepada semua pihak dalam upaya meningkatkan produktivitas tanama padi, seperti dari PT Pupuk Kujang, pihak TNI, para penyluh pertanian, akademisi dan dari semangat para petani juga. “Peningkatan produktivitas tanaman padi itu tentunya akan berdampak langsung pada peningkatan kesejahteraan petani. Dukungan PT Pupuk Kujang yang mengaplikasikan pupuk NPK 30-6-8 ternyata mampu meningkatkan produksi hingga 2 kwintal per hektar,” kata Wabup Tiwi.
Wabup Tiwi mengungkapkan, pada tahun 2017 Pemkab Purbalingga mentargetkan surplus beras sebesar 81.437 ton. Surplus beras tahun 2016 tercatat 65 ribu ton, sedang tahun 2015 Purbalingga surplus beras 22 ribu ton. “Wilayah Purbalingga dengan sejumlah lumbung padi seperti di Kecamatan Kalimanah diharapkan terus mendukung target surplus beras tersebut,” harap Tiwi.
Sementara itu Direktur SDM dan Pemasaran PT Pupuk Kujang, Indra Armansyah mengungkapkan, pihaknya telah melakukan Demplot tanaman padi di berbagai tempat seperti di Gunungkidul Yogyakarta, di Jawa Timur dan di Jawa Tengah termasuk di Desa Sidakangen, Kecamatan Kalimanah. Hasil demplot itu menunjukkan penggunakan pupuk Bion Up dan pupuk NPK 30-6-8 mampu meningkatkan produktivitas tanaman 30 persen. “Demplot di kelompok Tani Ngudi Karya Desa Sidakangen ini mampu meningkatkan hasil panen padi sekitar 25 persen, dari 6 ton per hektar menjadi 8 ton per hektar,” kata Indra Armansyah.
Pengurus kelompok tani Ngudi Karya Desa Sidakangen, Sutarjo mengungkapkan, pihaknya merasa bersyukur setelah menggunakan pupuk Kujang NPK 30-6-8 hasil panennya meningkat 2 ton per hektar, dan berpengaruh juga terhadap rendemen padi yang biasanya 50 persen menjadi 70 persen. “Padi varietas Situ Genting yang saya tanam dengan perlakukan pupuk Kujang menjadikan warna tanaman lebih kuning (matang), bulir padi padat isinya, batangnya kuat dan akarnya kokoh,” kata Sutarjo. (yit/Hr/Th)