PURBALINGGA – Bupati dan Wakil Bupati Purbalingga bersama jajaran Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) melakukan monitoring Kesiapan Posko Pengamanan Hari Raya Idul Fitri 1442 H, Selasa (11/2). Rombongan monitoring,Tim 1 yang dipimpin oleh Bupati Purbalingga melakukan monitoring di Posko Pengamanan Jompo, Pasar Segamas, Terminal Purbalingga, Posko Pengamanan Padamara dan Objek Wisata Owabong Waterpark.
Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi SE BEcon MM usai melakukan monitoring menyampaikan berdasarkan pantauannya, kebijakan larangan mudik tetap berpengaruh dengan turunnya jumlah pemudik ke Purbalingga.
“Berdasarkan informasi, jumlah pemudik sampai hari ini walaupun ada tapi jumlahnya melandai tidak seperti tahun yang lalu,” katanya.
Disamping itu, Tim 1 juga memonitor harga-harga kebutuhan pokok masyarakat di beberapa pasar tradisional salah satunya Pasar Segamas. Ada beberapa komoditas yang mengalami peningkatan harga, diantaranya cabe rawit dan daging.”Akan tetapi kenaikannya tidak terlalu signifikan dan stoknya masih tercukupi,” imbuhnya
Berdasarkan pantauan harga komoditas terkini melalui web simhp.purbalinggakab.go.id, di Pasar Segamas harga daging sapi murni tanggal 7 Mei 2021 masih di sekitar harga Rp 125.000 per kilogram kemudian sampai sekarang (11/5) naik menjadi Rp 145.000 per kilogram. Cabe Rawit Merah pada tanggal 7 Mei 2021 masih di sekitar harga Rp 51.500 per kilogram hingga sekarang naik menjadi Rp 57.500 per kilogram.
Bupati dan jajaran juga monitoring di Objek Wisata Owabong Waterpark sekaligus mengunjungi Posko Operasi Ketupat Candi yang ada di dalamnya. Bupati memastikan bahwa protokol kesehatan yang ada di masing-masing tempat wisata bisa dijalankan.
“Harapan kami menjelang Hari Raya Idul Fitri yang akan berlangsung beberapa hari ke depan, Kabupaten Purbalingga tetap aman kondusif dan tidak terjadi peningkatan signifikan kasus Covid-19. Mohon doanya dan kerjasamanya dari masyarakat. Intinya kami semua bersatu padu bergandengan tangan menjaga kondusifitas wilayah menekan persebaran Covid-19,” katanya.
Kapolres Purbalingga AKBP Fannky Ani Sugiharto SIK MSi menyampaikan posko masih berjalan aman. Kebetulan masih mendapati pemudik yang terjaring razia dan langsung dilakukan rapid test antigen.
“Kita akan memberikan surat kepada Satgas Covid-19 di tingkat PPKM Mikro, tujuannya agar mereka (para pemudik) masing-masing dilaporkan, dengan kedatangan mereka kita semua bisa memonitor perkembangan masyarakat atau pemudik yang masuk ke sini. Sehingga tidak ada penyebaran covid yang tidak terdeteksi,” katanya.
Kapolres menghimbau kepada kepada masyarakat untuk melaporkan pemudik kepada Satgas Covid-19 setempat. “Kita tidak akan menyulitkan justeru kita akan bantu masyarakat untuk melakukan rapid sehingga kesehatannya akan terpantau dan masyarakat lebih nyaman,” ungkapnya.
Sementara Rombongan Tim 2 yang dipimpin Wakil Bupati Purbalingga melaksanakan monitoring ke Pasar Bobotsari, Posko Pengamanan Karangreja, Objek Wisata Goa Lawa Purbalingga (Golaga), Posko Pengamanan Kutabawa dan Objek Wisata D’Las Serang.
Di Pasar Bobotsari tidak ada kenaikan harga yang melonjak dalam dua hari terakhir kecuali harga daging ayam ras. Harga ayam ras dari Rp 40.000 menjadi Rp 42.000 per hari ini. Demikian juga daging sapi saat ini mencapai puncaknya yakni Rp. 140.000/kg.
Kepada rombongan tim 2, Samidi selaku kepala UPTD Pasar Wilayah II Bobotsari menjelaskan, kenaikan yang mencolok terjadi pada tanggal 9 Mei lalu. Ada tiga mata dagangan yang mengalami kenaikan harga, yakni telor ayam ras, cabe merah besar biasa dan merah besar keriting, serta kacang hijau.
Kenaikan tertinggi cabe merah besar, dari Rp 30 000 menjadi Rp 40 000, cabe merah besar teropon naik dari Rp 27 000 menjadi Rp 35 000, telor ayam ras naik Rp 2000 dari Rp 23 000 menjadi Rp 25 000. Kacang hijau naik seribu dari Rp 25 000 menjadi Rp 26 000.
“Yang penting ana barange, dari pada murah tapi barange ora nana nang pasar. Tapi stok aman, itu lebih baik daripada barangnya tidak ada.” ujar Wabup Purbalingga Sudono.
Pemudik yang ternyata lolos dan baru tertahan di perbatasan pintu masuk Kabupaten Purbalingga, wakil Bupati minta untuk diperlakukan secara bijaksana. Perlu diperhatikan terkait kesehatan para pemudik, jangan sampai kehadiran pemudik ini menjadi bertambah kasus Covid-19. Bagi pemudik yang kedapatan tidak dapat menunjukkan kartu rapid antigen, langsung dilakukan rapid antigen di posko perbatasan. Bagi yang positif dan warga Purbalingga diminta untuk dikirim ke rumah karantina.
“Terkait pemudik kita harus bijak, karena banyak juga pemudik yang “mbrobol-brobol” sampai ke Purbalingga, harus diperiksa kesehatannya. Bila dinyatakan sehat akan dipertemukan dengan keluarga, tetapi kalau tidak sehat ya harus dikarantina.” terangnya.
Kepala Dinporapar Bambang Wijonarko saat mendampingi tim 2 mengatakan, pihaknya sudah melayangkan surat edaran kepada seluruh pengelola pariwisata terkait dengan protokol kesehatan destinasi wisaya dalam rangka menyambut hari Raya Idul Fitri. Sebelum dan setelah hari raya Idul Fitri akan dilakukan pengetatan protokol kesehatan di seluruh destinasi wisata termasuk pembatasan jumlah pengunjung maupun jam operasional.
“Yang lebih penting lagi akan dilakukan pembatasan jumlah pengunjung yang hanya 30% dan jam kunjungan hanya sampai jam 3 sore. Dinporapar telah menurunkan tim untuk melakukan pemantauan H-3 dan nanti setelah lebaran.” ujarnya.(Gn/Umg/Humas)