PURBALINGGA – Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi SE BEcon MM, Minggu (14/7) mengunjungi destinasi wisata Kampung Duku di Desa Kembaran Wetan, Kecamatan Kaligondang. Destinasi ini sudah terbangun sejak bulan Ramadhan lalu. Kunjungan kali ini, Bupati melalui Dinas Pemuda, Olah Raga dan Pariwisata (Dinporapar) memberikan bantuan untuk pengembangan kampung ini.
“Sebagai bentuk dukungan pemerintah dan apresiasi kepada pengelola Kampung Duku, kami akan berikan bantuan Rp 10 juta. Mudah mudahan bisa dimanfaatkan dengan baik, pengelolan semakin ditingkatkan, bisa diresmikan jadi BUMDes, dilegalkan sekaligus harapannya hasil pendapatannya bisa masuk PADes,” katanya.
Bupati mengaku, ketika pertama mendengar adanya Kampung Duku di media sosial terlintas berlokasi di Desa Kalikajar tapi ternyata di Kembaran Wetan. Sebab ikon Duku ternyata tidak hanya ada di Kalikajar, tetapi juga dari Desa Kembaran Wetan. Bersama dinas terkait, Bupati berkomitmen akan survey bila memang desa ini memiliki potensi duku maka akan dikembangkan.
Terkait dengan destinasi wisata Kampung Duku bupati menjelaskan konsepnya mirip dengan Pasar Papringan yang ada di Temanggung yang ia kunjungi beberapa waktu lalu. Persis, termasuk transaksi belanja juga menggunakan keeping dari batok kelapa. “Saya tidak menyangka ternyata Pasar Papringan di Temanggung ternyata bisa diduplikasi di Purbalingga dan ini berkat gagasan para RT dan warga masyarakat Desa Kembaran Wetan,” katanya.
Bupati mengaku bangga dengan Kampung Duku ini, sebab tidak hanya menjadi salah satu ikon baru, akan tetapi juga memberikan manfaat positif dalam rangka memberdayakan masyarakat di Kembaran Wetan. Salah satunya kepada ibu-ibu untuk memanfaatkan peluang sebagai pedagng di dalamnya.“Mudah mudahan dampak dari Kampung Duku ini bisa meningkatkan perekonomian masyarakat,” katanya.
Kampung Duku juga menggunakan sarana dan pra sarana berdagangnya menggunakan bahan yang ramah lingkungan dan bebas dari plastik. Misalnya keranjang bamboo, bungkus daun, gelas bambu dan sebagainya. Bupati meminta agar konsep tradisonalitas ini terus dijaga dan dimaksimalkan lagi penerapannya.
Sementara itu Kepala Desa Kembaran Wetan, Sumarno menjelaskan mengapa disebut Kampung Duku karena, Duku dari Kembaran Wetan juga pernah menjuarai lomba duku, tepatnya saat pemerintahan Bupati Goentoer Darjono. Beberapa pohon duku yang sudah tua di kampung ini dibalut kain, bermakna harapan agar tahun mendatang pohon-pohon itu bisa berbuah banyak kembali.
“Sebab musim panen lalu hanya dapat 30% saja yang berhasil. Kami dari Pemerintah Desa meminta bimbingan teknis dari dinas terkait supaya duku di Kembaran Wetan bagaimana caranya bisa selalu berbuah dengan hasil yang memuaskan,” katanya.
Ia juga meminta kepada pemerintah agar bisa membantu menyediakan bibit duku untuk peremajaan sehingga, pohon duku yang tua bisa digantikan. Sementara tujuan dibangunnya Kampung Duku ini, Sumarno menjelaskan, kampung ini diharapkan meningkatkan pemberdayaan masyarakat supaya ibu-ibu tidak hanya konsumtif tapi juga produktif.
“Kami juga punya program dari PKK yang tidak hanya kumpul arisan bubar tapi juga memotivasi ibu-ibu untuk berinovasi mengembangkan keterampilan yang difasilitasi dinas terkait,” katanya.(Gn/Humas)