PURBALINGGA – Bupati Purbalingga diminta untuk segera membuka sektor pariwisata. Pasalnya imbas pandemi Covid-19, sektor pariwisata merupakan sektor paling parah terdampak. Bahkan bisa dikatakan lumpuh. Namun saat ini seluruh pegiat dan pelaku pariwisata di Purbalingga sudah siap untuk menerapkan tatanan baru atau new normal pariwisata.
Hal ini diungkapkan Manajer PD. Owabong Hartono, kepada bupati saat penyerahan bantuan jaring pengaman sosial bagi pegiat dan pelaku pariwisata di aula Andrawina komplek Owabong Cottage, Senin (8/6).
“Jadi kami sudah siap semua, kami sudah melakukan simulasi, bahkan sudah membentuk tim gugus CHS , singkatan dari Clean, Healthy dan Safety yang menjadi tiga bagian penting dalam The New Normal Tourisme atau New Normal Pariwisata.” pinta Hartono.
Dituturkan Hartono, pihaknya ingin Purbalingga bangkit dengan membuka kembali sektor pariwisata. Sektor pariwisata dinilai mampu menggerakkan perekonomian masyarakat sekitar, bahkan kabupaten. Sektor pariwisata di sejumlah daerah juga mulai dibuka, seperti di Bali dan Lombok.
“Bali sudah melakukan pembukaan hari ini di Nusa Dua dan Lombok. Borobudur rencana simulasi. Jadi kami mohon sekali ibu bupati mau segera membuka beroperasinya pariwisata di Purbalingga.” desaknya.
Bupati Purbalingga yang akrab disapa Tiwi mengakui, pandemi Covid-19 sangat berdampak, utamanya bidang perekonomian, terlebih sektor pariwisata. Sektor pariwisata telah ditutup total sepanjang pandemi Covid-19 untuk mengantisipasi penyebaran virus corona.
Diakui Tiwi, ditutupnya sektor pariwisata berdampak bagi sektor lain seperti sektor kuliner, sektor UMKM, sektor parkir dan lainnya. Oleh karena itu, pemkab Purbalingga segera membahas dan membentuk Focus Group Discusion (FGD) untuk menyiapkan tatanan baru sektor pariwisata.
“Jangan sampai kita tertinggal dengan daerah lain. Kita akan segera lakukan diskusi terbatas dengan beberapa pegiat dan pelaku pengelola pariwisata untuk membahas permasalahan ini.” jelasnya.
Pemkab Purbalingga juga tengah menunggu kebijakan dari Kementrian Pariwisata dan Dinas Pariwisata Provinsi Jawa Tengah dimana saat ini sedang menggagas suatu konsep pariwisata dalam tatanan baru atau new normal. Tiwi memastikan sektor pariwisata Purbalingga akan segera dibuka secara bertahap.
“Kalau boleh kita tidak usah menunggu, tetapi justru kita mengusulkan konsep apa yang bagus yang bisa kita sumbangsihkan bagi pemerintah provinsi dan pemerintah pusat dalam hal ini kementrian pariwisata.” tuturnya.
Sebelumnya Tiwi juga melakukan kegiatan penyerahan bantuan Jaring Pengaman Sosial bagi pegiat dan pelaku pariwisata yang ada di komplek Obyek Wisata Purbasari Pancuran Mas. Usai penyerahan bantuan, Tiwi bersama pemilik obyek wisata Pancuran Mas H Sarimun melihat sejumlah wahana baru berupa masjid dengan arsitektur bulan sabit dan homestay dengan panorama kolam besar dan sawah.
“Obyek wisata yang dikelolanya saat ini tengah menyelesaikan bangunan masjid dengan arsitektur model bulan sabit. Juga sebuah homestay dengan fasilitas lengkap dan panorama kolam besar dan sawah.” jelasnya.
Penyediaan tempat cuci tangan, pengukur suhu badan yang merupakan protokol wajib sudah disediakan pihak manajemen Purbasari Pancuran Mas menghadapi tatanan baru di sektor pariwisata.(umg/humaspurbalingga).