PURBALINGGA, DINKOMINFO – Bupati Purbalingga Tasdi menjanjIkan sebuah lapangan olah raga untuk SMPN 1 Bukateja. Pasalnya, selama ini para siswa siswi SMPN 1 Bukateja mengalami kesulitan tempat berolah raga saat mata pelajaran pendidikan jasmani. Untuk itu, Bupati Tasdi akan mengupayakan secepatnya lewat dana APBD (Anggaran Pendapatan Belanja Daerah), agar SMPN 1 Bukateja memiliki sebuah lapangan olah raga yang representatif.

“Segera saya respon keluhan ibu kepala SMPN 1 Bukateja, yang sekolahnya tidak memiliki lapangan olah raga. Pemda siap membantu. Tolong Dinas Pendidikan melakukan survai, tanah mana di sekitar SMPN 1 Bukateja yang bisa dibeli untuk membuat lapangan olah raga,”  ujar Bupati Purbalingga, Tasdi  di Aula SMPN 1 Bukateja, Sabtu (25/2).

Sebelumnya, Bupati Tasdi beserta rombongan melaksanakan Gebrak Gotong Royong pembuatan jalan desa yang dipusatkan di Desa Kutawis, dilanjutkan peletakan batu pertama rehab Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) di sembian titik yang tersebar di tujuh desa di Kecamatan Bukateja. Yakni Desa Kutawis, Karangnangka, Kebutuh, Cipawon, Tidu, Bajong dan Bukateja.

Pemrakarsa RTLH itu dari berbagai kelompok masyarakat, organisasi, dan instansi pemerintah, seperti SMPN 1, 2 dan 3 Bukateja, MTs Maarif NU Majasari, SMKN 1 Bukateja, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kecamatan Bukateja, Puskesmas Bukateja, Paguyuban Kades se Bukateja, dan Badan Usaha Milik Desa  “Bersama Mandiri” Bukateja.

Saat di SMPN 1 Bukateja, Bupati Tasdi mendapat keluhan dari Kepala SMPN 1 Bukateja, Titik Widajati. Titik mengeluh, bahwa SMPN 1 Bukateja yang sudah berdiri sejak tahun 1965, namun hingga sekarang belum memiliki lapangan olah raga yang representatif.

“Dulu bertahun-tahun  kami menyewa ke pihak Desa Kedungjati, di mana pembayarannya setahun sekali. Namun lapangan itu sekarang sudah tidak disewakan lagi, digunakan untuk kepentingan lain. Akibatnya, saat pelajaran pendidikan Jasmani, siswa siswi kami kesulitan tempat berolah raga. Terpaksa menggunakan tempat ala kadarnya, bahkan di lorong ruangan pun kami gunakan,”  keluh Titik Widajati.

Titik Widajati juga mengeluhkan keberadaan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Elpiji (SPBE) yang berada di sebelah timur SMPN 1 Bukateja di Desa Kedungjati.  Pasalnya,  hampir setiap hari, dari pagi hingga sore hari, SPBE itu menyebarkan bau yang tidak sedap, sehingga mengganggu proses belajar mengajar. Selama ini, pihak sekolah sudah mengadu ke Badan Lingkungan Hidup Purbalingga, namun belum ada penanganan yang berarti. “Untuk itu, mohon dengan sangat, agar Pak Bupati bisa memahami keluhan kami ini,” pinta Titik.

Menanggapi keluhan itu, khususnya tentang keberadaan lapangan olah raga, Bupati Tasdi akan mengupayakan secepatnya.

“Kami berharap, setelah ada lapangan olah raga yang bagus nanti, prestasi olah raga SMPN 1 Bukateja bisa lebih baik lagi. Tadi dilapori, saya bangga bahwa SMPN 1 Bukateja pernah menjadi juara pertama sepak Bola Liga Pendidikan Indonesia (LPI) tingkat Kabupaten Purbalingga tahun 2015. Sungguh ini prestasi yang sangat membanggakan. Juga saya salut dengan berbagai prestasi akademik yang sudah diraih sekolah ini, baik yang diraih siswanya maupun gurunya,” ujar Tasdi.

Sedangkan keluhan pencemaran bau dari SPBE, lanjut Tasdi, pihaknya akan mengecek kembali perjinan pabrik tersebut, dan mencari solusi yang tepat, agar proses belajar mengajar di SMPN 1 Bukateja tidak terganggu. “Saya catat kelihan ini, dan siap menindaklanjutinya,” ujar Tasdi.

Sulit Berantas Togel

Pada bagian lain Bupati Tasdi mengakui pihaknya kesulitan memberantas peredaran judi toto gelap (Togel). Selama ini pihaknya melalui berbagai program maupun kegiatan di wilayah selalu menghimbau masyarakat agar menjauhi togel, karena hal tersebut merupakan bentuk perjudian yang dilarang oleh agama.

“Bapak-bapak saya minta jauhi togel, karena  togel diharamkan oleh agama. Togel  sama saja dengan judi, mending duwitnya dibelanjakan untuk membeli tahu tempe dan lain sebagainya untuk lauk keluarga,”pinta Bupati Tasdi saat berada di Desa Kutawis, Bukateja. “Kalau kita beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT hindari togel. Jika  tergiur berati imannya belum tebal,”ujarnya.

Ketua Majelis Agama Indonesia (MUI) Kabupaten Purbalingga Abror Musodiq juga mengungkapkan bahwa peredaran togel di Purbalingga sudah sangat meresahkan, bahkan masyarakat yang tinggal di dekat masjid tanpa sungkan-sungkan berani terang-terangan memperbincangkan dan mengajak untuk membeli togel.

“Padahal di sebelah rumahnya ada masjid, tapi mereka tanpa sungkan-sungkan membicarakan dan mengajak untuk membeli togel. Saya meminta agar Bupati menggunakan kekuasannya untuk mengentikan togel di Purbalingga,”pintanya.

Sejauh ini, Bupati sudah mengeluarkan Surat Edaran Bernomor 335/10647 tertanggal 29 Desember 2016, tentang pemberantasan berbagai bentuk perjudian di wilayah Kabupaten Purbalingga. Surat edaran itu sudah disosialisasikan hingga ke tingkat RT. Namun masyarakat agaknya  tidak menggubrik himbauan itu, dan hingga kini Togel masih merebak di berbagai wiayah di Purbalingga. (yit)