Produktivitas pertanian Purbalingga pada tahun 2013 mengalami surplus sebesar 141.078 ton atau sama dengan 66.074 ton beras. Besarnya surplus tersebut berasal dari luas panen 38.934 hektar dengan produktivitas 57,33 Kwintal/hektar dengan produksi 223.225 tonGabah Kering Giling.
Surplus beras tersebut tak terlepas dari berbagai upaya Pemerintah daerah (Pemda) dalam Peningkatan ketahanan pangan dan revitalisasi pertanian serta Peningkatan kapasitas dan kualitas infrastruktur pertanian. Berbagai kegiatan antara lain sekolah lapang pertanian, optimalisasi lahan sawah, rehabilitasi JITUT/JIDES, dan pembangunan embung/dam/parit.
Hal tersebut disampaikan oleh Bupati Purbalingga, Sukento Rido Marhaendrianto di hadapan sidang paripurna DPRD Kabupaten Purbalingga dalam rangka memberikan laporan keterangan pertanggungjawaban (LKPJ) Bupati tahun anggaran 2013, Rabu (27/3)
“Sektor pertanian di Kabupaten Purbalingga masih memberikan kontribusi terbesar terhadap Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Purbalingga atas dasar harga berlaku yaitu sebesar 29,88 persen.”kata Sukento
Selain peningkatan pada sektor pertanian, capaian kinerja urusan perdagangan juga mengalami peningkatan hal tersebut ditandai dengan peningkatan nilai ekspor sebesar Rp.1.357.957.424.792,53 atau 16,96%. Sedangkan untuk investasi mengalami kenaikan sebesar Rp.162.857.542.500 dimana total nilai investasi tahun 2013 sebesar Rp.505.357.542.500,-
“Berbagai peningkatan tersebut merupakan kinerja semua elemen yaitu pemerintah, masyarakat dan swasta. Pengembangan usaha mikro, kecil menengah dan koperasi, memberi dampak pada peningkatan investasi baik PMA maupun PMDN. Untuk itu pemanfaataan potensi sumberdaya harus dilakukan secara bijaksana dan berkelanjutan,serta kemudahan dalam perijinan perlu ditingkatkan” katanya
Berdasarkan realisasi APBD menurut Sukento terdapat Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) sebesar Rp.132.878.401.876,- yang berasal dari Surplus Anggaran sebesar Rp.59.975.465.096,- ditambah Pembiayaan Netto sebesar Rp.72.902.936.780,-. Secara keseluruhan, dalam TA. 2013, tercatat adanya peningkatan realisasi Pendapatan Asli Daerah / PAD sebesar Rp.10.110.530.681,- (8,97%), yakni dari Rp.112.755.698.257,- pada tahun 2012 menjadi Rp.122.866.228.938,- pada tahun 2013.
“Pada tahun 2013 melampaui target tahun dari yang ditetapkan sebesar Rp.112.298.239.000,-. Hal ini disebabkan beberapa sumber pendapatan mencapai lebih dari 100%.”kata Sukento
Data dari DPPKAD realisasi APBD tahun 2013 untuk Anggaran Pendapatan terealisasi sebesar Rp.1.186.532.497.797,- terdiri dari : Pendapatan Asli Daerah (PAD) realisasi sebesar Rp. 122.858.738.938,- atau 109,40%, Dana Perimbangan realisasi sebesar Rp.830.569.180.496,- atau 99,92% serta pendapatan daerah lain-lain yang sah dengan realisasi sebesar Rp.233.104.578.363,- atau 103,74%.
Sedangkan Penerimaan Pembiayaan terealisasi sebesar Rp.84.979.690.526,- atau 100,89% dan Pengeluaran Pembiayaan terealisasi sebesar Rp.12.076.753.746,- atau 100% sehingga Pembiayaan Netto sebesar Rp.72.902.936.780,-. Serta Anggaran Belanja terealisasi sebesar Rp.1.126.557.032.701,-.
Walaupun secara keseluruhan terjadi peningkatan kinerja pada tahun 2013 namun Bupati menyadari ada beberapa yang harus dibenahi seperti belum tersedianya data potensi beberapa sumber pendapatan asli daerah yang valid. Terbatasnya obyek pajak dan retribusi sehingga terbatas dalam upaya melakukan ekstensifikasi pajak. Terbatasnya kemampuan keuangan daerah dalam penyertaan modal kepada BUMD. Belum optimalnya upaya intensifikasi pemungutan pajak dan retribusi daerah. Kurangnya SDM aparat memungut pajak dan retribusi daerah, serta masih kurangnya tingkat kesadaran masyarakat dalam membayar pajak dan retribusi daerah.
“Untuk itu apabila di dalam kami menunaikan amanah mengkoordinasikan penyelenggaraan pemerintahan masih belum memenuhi harapan masyarakat, kami selaku manusia biasa yang tidak luput dari kelemahan dan kekurangan, mohon kiranya dibukakan pintu maaf yang selebar-lebarnya” pungkas Sukento (dy)