PURBALINGGA_Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi meletakkan batu bata pertama pembangunan masjid Baitul Ghufron Desa Kalikajar Kecamatan Kaligondang, Jumat pagi (25/10). Pembangunan masjid ini dilatarbelakangi luasan masjid yang sudah tidak mampu menampung jamaah, terutama ketika sholat Jumat.
Bupati Tiwi mengatakan, pembangunan masjid merupakan visi misi Kabupaten Purbalingga, yakni menciptakan masyarakat yang berakhlakul kharimah. Dan berharap pembangunan masjid ini segera dibangun dan rampung sesuai waktu yang sudah ditentukan, termasuk bentuk masjidnya. sehingga keberadaan masjid Baitul Ghufron mampu menampung seluruh jamaah dan dapat meningkatkan keimanan warga setempat.
Sebagai bentuk dorongan pemerintah Kabupaten Purbalingga dalam menciptakan masyarakat Purbalingga yang berakhlakul karimah adalah dengan memberikan bantuan bagi rumah-rumah ibadah. Untuk masjid Baitul Ghufron ini, pemkab Purbalingga membantu Rp 50.000.000.
“Jadi yang namanya bupati atau pemerintah daerah berlomba-lomba mencari kebaikan, apalagi pembangunan masjid, ini akan menjadi amal jariyah, jadi mudah-mudahan ini membawa keberkahan bagi seluruh pemimpin-pemimpin yang ada di Purbalingga termasuk berkah manfaat untuk seluruh masyarakat Purbalingga, khususnya yang ada di Kalikajar,” kata Tiwi.
Ketua Panitia Pembangunan Masjid Baitul Ghufron Dwi Sucipto menjelaskan, dasar dari pembangunan masjid karena masjid Baitul Ghufron yang lama kapasitasnya sudah tidak mencukupi. “Alhamdullilah warga masyarakat di sekitar masjid Baitul Ghufron kesadaran, keimanannya untuk berjamaah sudah baik, sehingga luasan masjid perlu ditambah. Terlebih ketika sholat jumat, karena di sekitar masjid ada tiga kantor pemerintah, yakni DPU, Dinas Perhubungan dan Komisi Pemilihan Umum (KPU).”, kata Dwi Sucipto.
Pembangunan masjid yang baru berlokasi di atas tanah wakaf yang berada dibelakang tanah milik desa, dimana sebelumnya merupakan kios pasar yang dibangun oleh pemerintah Provinsi Jawa Tengah yang telah dihibahkan ke pemerintah desa. untuk mendukung kelengkapan masjid Baitul Ghufron, pemerintah desa merelakan tanahnya untuk menjadi asset milik masjid, berupa tanah sebagai halaman masjid dan jalan pintu masuk masjid.
Pembangunan masjid direncanakan menelan anggaran Rp 1,2 miliar dengan ukuran 14 X 12 meter lantai dua. Pembangunan ini dinilai nekad, pasalnya panitia hanya bermodalkan infaq senilai Rp 233.060.200,- dan proses pembangunan sudah 10%. Saat ini sudah terbangun pondasi dan sejumlah pilar untuk dua lantai.
Kunjungan Bupati Tiwi ke Desa Kalikajar adalah untuk melaksanakan Gebrak Gotong Royong. Usai meletakkan batu bata pertama, Tiwi meninjau pembanguan RTLH milik Widayanto, kemudian ke sentra UMKM dan menuju lapangan untuk memberikan sejumlah bantuan. (u_humpro)