PURBALINGGA_Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi SE B Econ MM minta kepada orangtua dari anak agar bantuan sosial beasiswa AUSTS tidak untuk membeli beras. Hal ini disampaikan bupati yang akrab dipanggil Tiwi saat acara Penyerahan Buku Tabungan Bantuan Sosial Beasiswa Anak Usia Sekolah Tidak Sekolah (AUSTS) di pendopo Dipokusumo, Rabu (8/1).
Beasiswa Sosial beasiswa AUSTS tidak boleh digunakan untuk kegiatan-kegiatan konsumtif. Terlebih tujuannya sudah sangat jelas yakni untuk keperluan sekolah anak. “Jadi uang ini dapat bapak ibu dan adik-adik gunakan untuk membeli peralatan sekolah, membeli seragam, termasuk untuk biaya transport”, tutur Tiwi.
Bantuan beasiswa AUSTS diberikan bagi siswa yang baru dan siswa lanjutan. Untuk siswa baru mendapatkan bantuan Rp. 1 juta kategori SD, Rp 1,5 juta untuk setingkat SMP dan juga untuk peserta kelompok belajar (Kejar) baik Kejar Paket A maupun Kejar Paket B. Termasuk untuk siswa siswi lanjutan yang sudah pernah mendapatkan bantuan AUSTS sebelumnya, untuk SD Rp 450.000 dan SMP Rp 750.000.
Untuk bantuan sosial beasiswa AUSTS memakan anggaran cukup lumayan, yakni Rp 1,2 miliar. Dana sebesar ini sengaja digelontorkan untuk memberikan bantuan dan sentuhan kepada anak-anak usia sekolah tidak sekolah di Kabupaten Purbalingga dimana menurut data saat ini berjumlah 1300 anak. Bantuan AUSTS merupakan bantuan diluar bantuan dari pemerintah pusat yang berupa Kartu Indonesia Pintar (KIP). Selama ini KIP tidak mengakomodir seluruh jumlah AUSTS yang ada di Kabupaten Purbalingga. Setiap tahun pemerintah kabupaten menganggarkan, bantuan sosial beasiswa AUSTS, namun tiap tahun jumlah AUSTS juga semakin bertambah.
“Kita sudah mengalokasikan anggaran Rp 1,2 miliar untuk sekitar 1300 anak AUSTS yang ada di Purbalingga. Meski demikian jumlah AUSTS dari tahun ke tahun semakin meningkat. Tahun 2017 sekiat 551 anak, tahun 2018 ada 848 anak dan di tahun 2019 ada sekitar 1300 anak. Pemerintah berkomitmen untuk bagaimana AUSTS di Kabupaten Purbalingga bisa tertangani 100% oleh anggaran kabupaten,” katanya.
Tiwi berpesan kepada para penerima beasiswa. Sebagai generasi penerus dan calon pimpinan masa depan, diharapkan disiapkan sejak sekarang. Belajar yang rajin merupakan kunci untuk dapat meraih masa depan. “Pesan saya, kalian adalah calon-calon pimpinan masa depan. Persiapkan diri kalian mulai dari sekarang dengan belajar yang giat, belajar yang rajin,” pesannya.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Purbalingga Setiadi mengatakan, sampai saat ini rata-rata lama sekolah di Kabupaten Purbalingga kurang dari 7 tahun. Angka partisipasi kasar sekolah untuk SD/MI di Kabupaten Purbalingga sudah 100%. Meskipun demikian di lapangan masih dijumpai anak usia sekolah, ada yang tidak bersekolah. Berbagai faktor menjadi penyebab anak usia sekolah tidak bersekolah. Salah satunya faktor ekonomi. disamping sebab lain seperti faktor jarak, semangat anak yang kurang, dan dorongan orangtua yang kurang. Oleh karena itu sejak tahun 2016, Purbalingga memprogramkan penanganan anak usia sekolah yang tidak bersekolah. “Tahun 2016 program penanganan anak usia sekolah tetapi tidak bersekolah (AUSTS) dianggarkan sebesar Rp 3 miliar. Dari total anggaran tersebut hanya mampu terserap Rp 225 juta untuk 193 siswa. Kemungkinan ketidakberhasilan ini karena merupakan program baru. Tahun 2017 berhasil ditangani 551 siswa dengan anggaran Rp 597.750.000, tahun 2018 berhasil ditangani sebanyak 848 siswa dengan anggaran Rp 862.250.000 dan tahun 2019 berhasil menangani siswa sebanyak 1300 dengan anggaran Rp 1.250.750.000.,” jelasnya. (u_humpro)