PURBALINGGA, HUMAS – Bupati Purbalingga Drs H Heru Sudjatmoko MSi merasa prihatin, masih adanya sejumlah warga yang enggan memelihara pohon peneduh yang ditanam dipinggir jalan. Bahkan mereka lebih suka menebang pohon yang sudah tumbuh rimbun, hanya karena pohon itu menutupi bangunan rumah atau tempat usahanya.
“Saya tidak menyalahkan adanya kekhawatiran masyarakat saat musim hujan, dimana ada kemungkinan pohon itu tumbang. Oleh karena itu, saya tekankan kepada Dinas PU untuk mencermati pohon peneduh yang rawan tumbang. Kalau perlu dipotong ya potong,” kata Bupati saat berbicara pada Lokalatih Pengelolaan Sampah yang diselenggarakan oleh Forum Purbalingga Bersih, di Operation Room Graha Adiguna Purbalingga, Senin (5/3).
Sayangnya, lanjut Bupati, ada warga yang justru responnya lebih cepat. Bupati sempat mendapati warganya, dengan seenaknya memotong pohon peneduh tanpa mengindahkan estetika dan fungsinya. Dia menunjuk sejumlah tempat seperti di kawasan Jl Suprapto, Jalan di kawasan Kelurahan Karangsentul, Jalan DI Panjaitan dan di Jalan Jenderal Sudirman.
“Kami memang belum melakukan tindakan secara hukum, tetapi lebih mengarah kepada upaya persuasif. Biasanya kami perintahkan Dinas PU dan Satpol PP agar yang bersangkutan mengganti dengan menanam 10 pohon baru. Tetapi apa sudah diganti atau belum, hingga kini juga belum terlihat realisasinya,” terangnya.
Menurut Bupati, saat ini kota Purbalingga termasuk 60 kota se-Indonesia yang ditunjuk melaksanakan program Green City, yang difasilitasi oleh Kementerian Pekerjaan Umum RI. Program ini mengharuskan kota Purbalingga menjadi kota yang hijau. Bukan saja hijau dari rimbunnya pepohonan di dalam kota, juga termasuk adanya lingkungan perumahan dan fasilitas kota yang ramah lingkungan.
“Harapan kami, ayolah pohon-pohon yg ada dipelihara. Kalau memang ada pohon yang berbahaya atau mungkin dirasa mengganggu, laporkan saja kepada Dinas PU. Kalau masih lambat merespon, silahkan langsung menghubungi saya,” pintanya.
Lolos P1
Berkaitan dengan penilaian Adipura tahun 2012, pemantauan tahap pertama (P1) telah dilaksanakan pada pertengahan Oktober lalu. Dari hasil P1, kota Purbalingga dinyatakan lolos P1 dengan nilai 72,26. Dengan demikian Purbalingga berhak dinilai pada pemantauan tahap kedua (P2), yang akan dilaksanakan akhir Maret 2012.
“Untuk kembali mendapatkan Piala Adipura, pada pemantauan kedua harus memperoleh nilai minimal 71. Meski P1 nilainya 72 lebih, menjelang P2 kita harus upayakan lebih baik lagi sehingga poinnya bisa bertambah,” kata Kepala Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Purbalingga Drs Ichda Masriyanto MKes.
Salah satu unsur penilaian yang masih harus ditingkatkan kualitasnya adalah pengelolaan sampah. Bahkan ada beberapa lokasi yang nilainya 30. Artinya ditempat itu, dinilai tidak ada apa-apanya. Salah satu upaya yang dilakukan dengan mengajak partisipasi masyarakat dalam hal pemilahan sampah organik dan sampah non organik.
“Kegiatan Lokalatih yang dilaksanakan Forum Purbalingga Bersih sangat tepat waktunya. Kita berharap mampu meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah di Purbalingga,” katanya.
Lokalatih menghadirkan narasumber Dr. rer.nat. Moh. Husein Sastranegara, dari Pusat Studi Lingkungan Universitas Jenderal Soedirman dengan materi Seputar Sampah, Masalah dan Peluangnya. Narasumber lainnya, Henry Budi Nursetyo dari Bank Sampah “PAS” Arcawinangun Purwokerto. Henry memaparkan kesuksesan BSP dalam melaksanakan pengelolaan sampah berbasis masyarakat menggunakan sistem Bank Sampah. (Humas/Hr)