PURBALINGGA, DINKOMINFO – Bupati Purbalingga H. Tasdi, SH, MM kembali menyurati Presiden Joko Widodo menyusul masih ditemukannya raskin atau kini disebut beras sejahtera (rastra) yang bermutu jelek. Surat tertanggal 3 Mei 2017 itu juga ditembuskan kepada Ketua DPR RI, Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Menteri Sosial, Direktur Utama Perum Bulog dan Gubernur Jawa Tengah.
“Intinya kami mengusulkan agar beras rastra yang selama ini dibagikan kepada rakyat sesuai ketentuan adalah beras medium diganti menjadi beras kualitas tertinggi yakni premium. Beras untuk rakyat miskin mestinya beras yang baik,” katanya, Jumat (5/5).
Menurut Tasdi, beras medium yang dibagikan kepada masyarakat penerima di Purbalingga periode Mei tidak sesuai regulasi. Sebab rastra yang dibagikan dioplos dengan beras kualitas jelek. Dari laporan Tim Monitoring dan Evaluasi (Monev) hari ini, terdapat rastra yang kualitasnya tidak sesuai ketentuan. Berdasarkan laporan yang diterima, ada beras yang bau apek dan warnanya kusam. Warga enggan memasaknya. Mereka lalu melapor kepada pihak desa dan kecamatan. Temuan tersebut hampir merata di seluruh kecamatan di Kabupaten Purbalingga.
“Saya berharap Bulog dan mitra Bulog bisa memberikan rastra yang layak konsumsi kepada masyarakat. Memang sesuai aturan, beras yang dibagikan adalah beras medium. Tapi jangan dioplos seperti ini,” katanya.
Dikatakan Bupati, sesuai Instruksi Presiden Nomor 5 tahun 2015 tentang Kebijakan Pengadaan Beras/Gabah dan Penyaluran Beras oleh Pemerintah, kualitas beras program Raskin atau kini menjadi Rastra adalah beras kualitas medium. Namun demikian kualitas beras rastra selama ini dikesankan sebagai beras yang kurang baik. Hal ini karena beras kualitas medium bisa diperoleh dari hasil modifikasi dari beras yang kualitasnya kurang baik. Apalagi dengan penyimpanan yang cukup lama di Gudang Bulog juga akan menurunkan kualitas ketika beras tersebut dibagikan kepada masyarakat.
“Karena surat terdahulu belum ada tanggapan, maka penggantian rastra kualitas medium menjadi premium kami usulkan kembali. Kalau sekarang jatahnya 15 kilogram tapi jelek, mending jatah 10 kilogram tapi bagus. Rakyat miskin jangan dikasih yang jelek-jelek,” tandas Tasdi.
Kabupaten Purbalingga sudah memulai upaya membagikan beras kualitas bagus kepada masyarakat miskin. Pada setiap kegiatan Bupati seperti Subuh Berjamaah Keliling, Gebrak Gotong Royong, Sepak Bola Kapuk dan Germas, pemkab Purbalingga membagi beras kepada 500 warga miskin masing-masing menerima 5 kg Rasbangga.
“Setiap bulan bisa empat kali pembagian beras bagus kepada warga miskin. Itu beras asli Purbalingga yang kita namakan Rasbangga atau Beras Purbalingga, atau beras yang bikin gembira, karena yang menerima senang,” jelasnya.
Sebelumnya, usulan penggantian beras rastra ini juga diungkapkan Bupati saat kunjungan anggota Komisi IV DPR RI di Purbalingga beberapa waktu lalu. Wakil Ketua Komisi IV Dr Ir H.E Herman Khaeron, M.Si dari Fraksi Partai Demokrat mengatakan bila ada beras program rastra yang kurang baik, harus dikembalikan kepada Bulog. Dia memastikan Bulog akan mengganti beras jelek menjadi beras yang baik.
Berbeda, anggota Komisi IV DPR RI Daerah Pemilihan (Dapil) 7, Ir. KRT H Darori Wonodipuro, MM menyarankan kepada Bulog agar memeriksa terlebih dahulu beras rastra sebelum dibagikan kepada masyarakat. Karena, menurut Darori, gabah yang dibeli Bulog pada umumnya gabah yang kurang baik karena harganya yang relatif murah sehingga kadar airnya masih tinggi. “Kalau kadar airnya tinggi, jadi beras itu rata-rata 3 bulan sudah menguning, berbau dan mudah remuk seperti menir,” katanya kepada wartawan.
Dia menyarankan, agar Bulog mengadopsi sistem penyimpanan gabah kering yang baru dijadikan beras saat akan dibagikan. “Seperti pengalaman orang-orang tua kita dulu, menyimpan padi dan ketika dibutuhkan baru diolah,” katanya. (Hr)