PURBALINGGA – Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi SE B Econ MM didampingi Assisten 2 Sekda Drs Agus Winarno MSi meninjau sejumlah gedung milik pemerintah yang rencananya dimanfaatkan sebagai rumah karantina, Rabu (29/4).

Sejumlah gedung atau bangunan yang ditinjau bupati Tiwi diantaranya gedung GOR Mahesa Jenar, gedung Korpri di Kalimanah, Buper Munjuluhur di Desa Karangbanjar Bojongsari dan Balai Benih Ikan di Kutasari. Keempat gedung tersebut dipilih untuk disulap menjadi rumah karantina bagi warga yang nekat mudik. Kelengkapan dan fasilitas gedung menjadi perhatian utama Bupati Tiwi seperti adanya penerangan listrik, air bersih, termasuk tempat mandi cuci kakus (MCK).

Tidak semua gedung atau bangunan yang ditinjau akan dijadikan rumah karantina. Dari berbagai lokasi yang dikunjungi, Bupati Tiwi lebih cenderung memilih gedung Korpri sebagai rumah karantina skup (tingkat) kabupaten. “Pemerintah Kabupaten akan menyediakan ruang atau rumah karantina tingkat kabupaten yakni Gedung Korpri. Gedung ini  akan kita sulap menjadi rumah karantina, kita sediakan bed-bed (tempat tidur-red) untuk para pemudik yang datang, nanti kita sekat antara perempuan dan laki-laki. Termasuk sarana prasarana seperti kamar mandi, televisi nanti akan kita siapkan,” jelas Tiwi.

Pembuatan rumah karantina merupakan langkah yang harus dilakukan pemerintah mengantisipasi adanya pemudik dan lonjakan kasus positif Covid-19, dimana sampai hari ini di Purbalingga terdapat 30 pasien positif korona.

Tiwi juga minta warga Purbalingga yang baru datang dari luar kota atau para pemudik untuk disiplin menjalankan karantina mandiri di rumah selama 14 hari. Pemerintah sudah menyiapkan rumah karantina baik di tingkat desa maupun kabupaten agar pemantauan bisa lebih ketat. “Kepada para pemudik saya mohon dengan hormat, untuk bisa disiplin melakukan karantina di rumah. Apabila panjenengan tidak disiplin, kami menyediakan tempat-tempat karantina baik berbasis desa maupun berbasis kabupaten untuk menampung para pemudik agar pemantauan bisa lebih ketat,” paparnya.

Selain meninjau sejumlah gedung milik pemerintah untuk rencana rumah karantina, bupati TIwi juga sempat meninjau sejumlah desa yang sudah menyiapkan rumah karantina tingkat desa.

Dua rumah karantina tingkat desa yang ditinjau, rumah karantina Desa Karangaren Kecamatan Kutasari dan Desa Patemon Kecamatan Bojongsari. Kedua rumah karantina tingkat desa tersebut diberi bantuan APD dan masker.

“Ini kami beri bantuan berupa APD dan masker. Tolong yang berada di lini terdepan, diwajibkan menggunakan APD, demi keselamatan kita bersama,” ungkapnya saat menyerahkan bantuan di rumah karantina Desa Karangaren.

Sementara Camat Kutasari Endi Astono saat mendampingi bupati Tiwi meninjau Rumah Karantina Desa Karangaren menuturkan, di wilayah Kecamatan Kutasari terdapat 14 desa. Sebanyak 12 desa sudah memiliki rumah karantina dan siap dimanfaatkan. Sedangkan dua desa lainnya, Desa Candinata dan desa Kutasari masih dalam tahap persiapan dan pembenahan bangunan. “Untuk desa Candinata pembuatan rumah karantina masih dalam proses. Saat ini sedang dilakukan persiapan dengan menggunakan aula balai desa. Desa Kutasari juga tengah membenahi gedung bekas Puskesmas yang saat ini tidak terpakai, untuk dijadikan rumah karantina.” jelas Camat Endi.(umg/humaspurbalingga)