PURBALINGGA_Bupati Purbalingga mengapresiasi acara pameran dan fashion show batik  yang digelar oleh SMAN 1 Bobotsari, Senin (9/12). Kegiatan ini mendukung upaya pemerintah yang saat ini tengah mendorong produk lokal Purbalingga, salah satunya batik. Agar batik Purbalingga ini mampu bersaing di pasaran lokal, regional maupun nasional.

Kegiatan yang digelar pertama kali di SMAN 1 Bobotsari merupakan program dari mata pelajaran Seni Budaya. Pameran dan fashion show batik ini sengaja digelar karena banyak perajin batik di wilayah Bobotsari. Pembukaan pameran dan fashion show batik dilakukan Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi didampingi asisten ekonomi dan pembangunan Agus Winarno, dan unsur Forkompincam Bobotsari.

“Hari ini siswa SMAN 1 Bobotsari mengadakan pameran dan fashion show batik, yang mana dari hasil pengamatan tadi, hasil desain batik yang dihasilkan para siswa-siswi ini sangat beragam dan sangat bagus sekali kualitasnya. Jadi mungkin kedepan ini bisa menjadi sesuatu yang dapat dikerjasamakan, antara SMA/SMK dengan para perajin batik yang ada di Purbalingga. Mungkin nanti anak-anak SMA bisa membantu didesainnya, kemudian perajin batik dalam segi pencantingan, pewarnaan, pembatikan dan lain sebagainya ini merupakan salah satu hal yang dapat dikolaborasikan, terlebih sentra batik Purbalingga ada di Bobotsari,” tutur Bupati Tiwi.

Bupati Tiwi berharap batik Purbalingga dapat “go-nasional” dan ini menjadi tugas bersama, tidak saja menjadi tugasnya pemerintah kabupaten akan tetapi institusi pendidikan juga memiliki kewajiban untuk ikut mempromosikan produk-produk lokal. Karena batik merupakan salah satu warisan budaya dari Indonesia yang saat ini sudah dipatenkan. Sehingga menjadi tanggungjawab bersama untuk senantiasa mengembangkan dan mempromosikan batik yang ada di Purbalingga.

Sementara penggagas kegiatan sekaligus guru mata pelajaran Seni Budaya Djentot Subechi mengatakan, kegiatan pameran dan fashion show batik murni kreativitas siswa. Semua karya desain batik yang dipamerkan merupakan karya siswa kelas XII, termasuk para model diperankan para siswa kelas XII.

“Kain batik dengan berbagai motif dipajang di ruang indoor sekolah setempat. Jumlahnya mencapai 174 motif. Sementara untuk kegiatan  fashion show diikuti oleh 175 siswa-siswi, mereka mengenakan pakaian batik desain teman-temannya,” kata Djentot.

Dalam kegiatan ini sekolah akan menilai desain batik terbaik. Sebelumnya dalam sambutan Bupati Tiwi sudah berjanji untuk menambah hadiah bagi desain terbaik 1,2 dan 3 berupa sepeda.(u_humpro)