PURBALINGGA_Sebanyak 53 regu peserta lari tandu Gerilya Jenderal Soedirman dilepas Bupati Purbalingga dari lapangan desa Bodaskarangjati Kecamatan Rembang, Sabtu (7/12). Regu sebanyak itu terdiri dari 11 regu TNI/Polri, 42 regu umum dan satu regu khusus Srikandi.
Bupati Dyah Hayuning Pratiwi mengatakan, mengapresiasi para peserta yang ikut berpartisipasi dalam lomba lari tandu gerilya Jenderal Soedirman. Pasalnya dengan mengikuti kegiatan ini akan semakin membangkitkan semangat nasionalisme dan semangat kebangsaan.
Kegiatan Festival Jenderal Besar Soedirman merupakan kegiatan rutin yang diadakan oleh pemerintah kabupaten Purbalingga bekerjasama dengan KODIM 0702. Salah satu rangkaian dalam kegiatan Festival Jenderal Soedirman yang paling “ikonic” dan ditunggu-tunggu adalah Lomba Lari Tandu Gerilya Jenderal Soedirman.
“Lomba lari tandu ini adalah lomba yang ditunggu-tunggu, karena memiliki banyak manfaat yakni napak tilas, mengingat kembali akan perjuangan besar beliau Panglima Besar Jenderal Soedirman. Yang mana beliau lahir di desa Bantarbarang Kecamatan Rembang Kabupaten Purbalingga, jadi Rembang merupakan buminya Jenderal Besar Soedirman,” tutur Bupati Tiwi.
Kegiatan Lari Tandu juga sebagai promosi pariwisata Purbalingga kepada masyarakat luas, karena di Purbalingga terdapat Monumen Tempat Lahir Jenderal Soedirman. Monumen inilah yang akan dipromosikan kepada masyarakat luas khususnya dari kabupaten tetangga.
Bupati Tiwi berharap, lomba lari tandu gerilya ini akan semakin mempromosikan Kabupaten Purbalingga kepada masyarakat luas, sekaligus kegiatan ini sebagai ajang silaturahmi antara warga Kabupaten Purbalingga untuk selalu bersama-sama bergerak membangun Kabupaten Purbalingga.
Kapten Cahyadi selaku panitia lomba Lari Tandu Gerilya Soedirman menuturkan, satu regu atau peserta lomba lari tandu gerilya Jenderal Soedirman terdiri dari 10 orang dan tidak boleh diganti selama lomba berlangsung. Sebanyak 10 orang tersebut, 4 orang sebagai pembawa tandu, 1 orang sebagai Panglima Besar Soedirman, 1 orang pembawa kendi gerabah, 4 orang lainnya sebagai pengawal sekaligus sebagai cadangan. Selama perjalanan disamping menyanyikan lagu-lagu perjuangan atau yel-yel, tokoh Pak Dirman tidak boleh diganti, apalagi kursi tandu dalam keadaan kosong.
Ditambahkan Cahyadi, kriteria penilaian meliputi faktor ketepatan, keutuhan regu, kelengkapan dan kerapihan tandu, tidak melanggar tata tertib lomba tandu, keseragaman sesuai dengan tema, interaksi dengan masyarakat sekitar, dan semangat serta kekompakkan regu. (t_humpro)