PURBALINGGA_Bupati Purbalingga membuka Expo Perguruan Tinggi Swasta Tahun 2019 yang berlangsung di gedung olah raga (GOR) Mahesa Jenar, Sabtu pagi (7/12). Kegiatan yang dimotori oleh Musyawarah Guru Bimbingan Konseling (MGBK) diikuti oleh 23 stand dari berbagai perguruan tinggi swasta yang ada di Jawa Tengah.
Bupati Tiwi mengatakan, kegiatan expo perguruan tinggi swasta disamping memberikan informasi terkait dengan pendidikan perguruan tinggi kepada anak-anak SMA/SMK dan MA seKabupaten Purbalingga, expo perguruan tinggi juga mampu meningkatkan motivasi para siswa SMA/SMK dan MA untuk nantinya bisa melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi, yakni perguruan tinggi.
Sektor pendidikan merupakan sektor yang penting dalam pembangunan nasional, guna menciptakan generasi-generasi yang cerdas, unggul dan berkualitas. Pasalnya lulusan SMA/SMK dan MA di Purbalingga tidak kurang dari 9.000 setiap tahunnya. Akan tetapi yang melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi hanya 5-10%.
Menjadi tugas bersama untuk mengantarkan anak melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi. Pasalnya faktor ekonomi bukan lagi menjadi penghalang bagi anak-anak lulusan SMA/SMKA dan MA yang ingin melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi, pasalnya banyak kementrian yang memfasilitasi beasiswa.
“Bahkan di tahun 2020 pemerintah kabupaten Purbalingga sendiri akan bekerjasama dengan Universitas Perwira Purbalingga (Unperba) untuk bisa memberikan beasiswa kepada siswa siswi Kabupaten Purbalingga yang berprestasi. Nanti akan dicari masing-masing kecamatan ada perwakilan yang bisa menerima beasiswa untuk melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi di Unperba,” kata Bupati Tiwi.
Para pelajar yang hadir dalam pembukaan Expo Perguruan Tinggi Swasta diminta untuk lebih berhati-hati dan harus memiliki daya saing. Pasalnya 10 tahun lagi akan dibuka perdagangan bebas, sehingga semua akan terbuka dan tidak ada batas negara dalam bersaing mencari kerja. Generasi saat ini harus bersaing tidak saja dari negara sendiri, tetapi berasal dari negara-negara tetangga.
Sementara ketua MGBK Heru Sujarwoko mengatakan, setiap tahun lulusan SMA/SMK dan MA ada 9000 dan yang diterima di perguruan tinggi negeri tidak sampai 500 anak. Sehingga banyak lulusan yang tidak tertampung di perguruan tinggi negeri. Oleh karena itu perlu diperkenalkan dengan perguruan tinggi swasta. Karena banyak perguruan tinggi swasta yang memiliki predikat baik dan bermutu, tidak kalah dengan perguruan tinggi negeri. (u_humpro)