PURBALINGGA, INFO – Bupati Purbalingga, Dyah Hayuning Pratiwi (Tiwi) memanen kopi bersama dengan para petani kopi arabica Gunung Malang pada acara Purbalingga Bertani yang digagas oleh Jong Purbalingga, Ruang Kopi dan didukung oleh Dinas Pertanian (Dinpertan) Purbalingga. Kopi Arabica Gunung Malang menjadi salah satu brand kopi di Purbalingga yang geliatnya sudah merambah hingga ke luar kota .
Kopi Arabica Gunung Malang menjadi salah satu primadona kopi yang cukup terkenal di Purbalingga bahkan sampai ke luar kota yang tumbuh di ketinggian 1400 – 1700 mdpl. Kopi ini memiliki cita rasa yang khas dengan perpaduan rasa manis, pahit dan asam yang menyatu.
Bupati Tiwi begitu antusias memanen kopi arabica Gunung Malang bersama dengan para petani kopi di sana. Ia juga turut mendengarkan keluh kesah para petani kopi serta permasalahan yang ada untuk dicarikan solusi dan jalan keluarnya.
“Saya sudah berbincang-bincang dengan pak Karsum (petani kopi, Red), mempelajari kendala dan permasalahan yang ada di sini yang memang beberapa waktu lalu ada sedikit masalah antara LMDH dengan Perhutani,” kata Bupati Tiwi di sela-sela Panen Kopi di Gunung Malang, Minggu (26/7).
Ia menuturkan permasalahan tersebut sudah terselesaikan oleh masyarakat setempat dan tidak ada masalah terkait dengan kerjasama dengan Perhutani. Selanjutnya ia menjelaskan nantinya Pemkab Purbalingga akan memberikan bantuan berupa bibit kopi agar bagaimana Kopi Gunung Malang semakin dikenal oleh masyarakat luas.
“Terlebih ini sudah ada banyak permintaaan baik dari Purbalingga maupun dari luar Purbalingga sehingga apapun harus kita dukung petani-petani kopi Purbalingga,” ujarnya.
Ia berharap petani kopi di Purbalingga ke depan bisa lebih sejahtera dan hasil produksinya lebih meningkat. Apalagi Gunung Malang memiliki potensi alam yang luar biasa, selain kopinya yang sudah terkenal, pemandangannya juga luar biasa indah di kaki Gunung Slamet dan udaranya juga masih bersih.
“Kalau di Bali itu perkebunan kopi menjadi salah satu destinasi wisata edukasi, jadi nanti ke depan pemerintah akan pikirkan agar bagaimana Gunung Malang bisa menjadi salah satu tempat wisata edukasi khusus untuk kopi,” terang Bupati Tiwi.
Tempat wisata edukasi yang akan digagas mulai dari pemetikan kopi, pengolahan kopi sampai nanti menikmati kopi di Gunung Malang. Jadi ini dilakukan secara bertahap, tahun ini infrastruktur jalan akan mulai dilebarkan.
“Semoga ini akan memberikan dampak positif bagi para petani-petani kopi agar mobilitasnya lebih mudah dan orang yang mengunjungi Gunung Malang tidak terhalang dengan akses jalannya,” harapnya.
Suyatno Karsum, petani kopi Arabica Gunung Malang mengucapkan terima kasih atas kehadiran Bupati Purbalingga beserta jajarannya untuk ikut serta dalam proses menanam kopi Gunung Malang. Sehingga menjadi motivasi dan semangat tersendiri bagi para petani kopi Gunung Malang.
“Jadi ini bisa membantu menepis isu kalau kopi Gunung Malang itu tidak hanya sekedar tulisan saja tapi ada di Purbalingga dan kehadiran Bu Tiwi bisa membantu untuk mengembangkan potensi yang ada di Gunung Malang,” kata Karsum.
Trias Adi Pramono dari Ruang Kopi Purbalingga mengatakan Kopi Arabica Gunung Malang sudah bisa diterima di pasaran bahkan sudah terkenal di tengah-tengah para pecinta kopi. Ia berharap ke depannya Karsum sebagai pegiat Kopi Gunung Malang bisa ikut serta dalam Festival Kopi Nusantara.
“Ini menjadi salah satu pintu untuk membuka pasar yang lebih lebar lagi apalagi kalau sudah sampai masuk 10 besar bahkan 3 besar, Kopi Gunung Malang nanti pasti akan lebih banyak yang mencari,” kata Trias Adi Pramono. (PI-7)