PURBALINGGA, INFO – Bupati Purbalingga, Dyah Hayuning Pratiwi (Tiwi) mengatakan semua langkah dan program dalam penanganan Covid-19 harus sinergi. Artinya semua menjadi andalan dan potensial untuk dijalankan bersama-sama mulai dari Tim Gugus Covid-19 tingkat Kabupaten, Kecamatan, Desa/Kelurahan hingga ke tingkat RT/RW.
“Untuk mencegah penyebaran Covid-19, pemerintah yang didukung seluruh elemen masyarakat harus bergerak bersama-sama,” kata Bupati Tiwi, Senin (20/4).
Sekecil apapun sumbangsih atau langkah masyarakat dalam upaya penyebaran Covid-19 sangat berharga dan berpengaruh. Seperti halnya, bagi pemudik yang sudah terlanjur datang ke Purbalingga, tidak tahu mereka sebagai pembawa carrier atau tidak, maka ketika sudah berada di Purbalingga untuk mengkarantina diri di rumah masing-masing selama 14 hari.
“Jika ada keluhan kondisi badan atau merasa sakit segera melapor, hal kecil seperti ini bisa dimulai dari diri sendiri,” ujarnya.
Ia mengaku sering menerima laporan baik melalui Whatsapp (WA) ataupun media social, masih ada pemudik berstatus ODP dan memakai gelang identitas namun masih bepergian. Ini menunjukan, mereka (ODP, Red) tidak menghargai kesehatan diri sendiri, keluarga maupun masyarakat.
“Hal ini saya kemukakan, karena dari enam pasien positif Covid hingga Senin (20/4) ini, semuanya memiliki mobilisasi dari kota besar episentrum penyebaran Covid-19,” tutur Bupati Tiwi.
Ia menegaskan Pemkab Purbalingga dalam hal ini tidak ada maksud untuk memojokan para pemudik, tetapi bagaimana seluruh elemen masyarakat bekerja sama untuk mencegah penyebaran Covid-19. Untuk itu ia mengimbau agar masyarakat mematuhi imbauan pemerintah, mulai dari memakai masker ketika berada di luar rumah, menjaga jarak atau social distance, dan tetap di rumah apabila tidak ada kepentingan yang mendesak.
“Untuk beribadah sementara di rumah saja dulu, seperti sudah disampaikan oleh tokoh agama dan pemerintah,” imbuhnya.
Secara teknis, ia menjelaskan untuk mengatasi covid-19 ini tentunya Pemkab Purbalingga terus berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan juga memperhatikan imbauan dari pemerintah pusat. Kebijakan-kebijakan yang disarankan ditindaklanjuti secara seksama dan disesuaikan dengan kondisi di lapangan, seperti menyiapkan pos siaga di enam wilayah perbatasan masuk Purbalingga dan mendorong seluruh desa untuk membuat tempat karantina bagi warganya yang sudah terlanjur mudik.
“Kami (Pemkab Purbalingga, Red) juga membuat posko covid hingga ke tingkat RT/RW, memberikan gelang identitas bagi ODP agar tidak keluar rumah dulu selama masa karantina mandiri, melakukan penyemprotan desinfektan, dan menyiapkan Jaring Pengaman Sosial bagi warga masyarakat yang terdampak,” jelas Bupati Tiwi.
Ia berpesan kepada seluruh warga Purbalingga, untuk bergotong royong, bergerak bersama untuk mengatasi pandemic Covid-19. Sekecil apapun peran masyarakat di lingkungan sekitar bahkan di lingkungan keluarga akan bermanfaat karena kesadaran masyarakat ini harus tumbuh dari masing-masing individu.
“Jangan egois, kalau kondisi tubuhnya merasa tidak enak dan menunjukkan gejala ke arah covid, maka segera periksakan ke fasilitas layanan kesehatan, bisa dari Puskesmas terdekat,” pesannya.
Bupati Tiwi juga meminta kepada masyarakat khususnya yang memiliki mobilisasi keluar kota apalagi dari wilayah episentrum covid agar saat memeriksakan diri ke petugas kesehatan untuk menyampaikan kondisi yang sejujurnya. Karena pengalaman di daerah lain, akibat ketidakjujuran pasien, maka tenaga medis yang saat ini harus berjuang keras, malah ikut terpapar covid-19.
“Pandemi covid tidak hanya urusan kesehatan saja, tetapi sudah berdampak pada seluruh aspek, ekonomi, dan sosial juga terkena. Saya tentu sangat berterima kasih kepada orang-orang atau lembaga yang terketuk hatinya untuk bersama-sama ikut menangani Covid-19,” pungkasnya. (PI-7)