PURBALINGGA – Guna mencegah dan menangani wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada binatang ternak ruminansia, Bupati Purbalingga segera membentuk Satuan Tugas (Satgas) khusus yang terdiri atas lintas sektoral. Hal ini diungkapkan Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi SE BEcon MM, Kamis (19/5) saat monitoring di Pasar Hewan Purbalingga.
“Ke depan kita akan membentuk Satgas untuk melakukan monitoring, jemput bola kelompok-kelompok ternak untuk memastikan hewan-hewan ternak mereka sehat semuanya,” kata Bupati.
Lebih lanjut, Satgas juga akan melakukan sosialisasi terkait pencegahan. Saat ini Dinpertan juga memberikan layanan pemberian vitamin ternak secara gratis di Pasar Hewan Purbalingga.
Berdasarkan informasi dari Dinas Pertanian (Dinpertan) Purbalingga, Bupati mengungkapkan saat ini ada 9 ekor sapi di Purbalingga yang positif terkena PMK. Semuanya sudah ditangani berupa isolasi dan pengobatan dan kondisinya sudah 50% sembuh.
“Kalau ada hewan ternak masyarakat di Purbalingga yang terdapat tanda-tanda PMK, bisa menghubungi Dinpertan untuk dilakukan pengecekan dan penanganan,” katanya.
Bupati juga mensosialisasikan kepada masyarakat untuk tidak perlu khawatir dengan wabah PMK ini, karena tidak akan menular ke manusia, atau bukan termasuk zoonosis. Ada langkah yang bisa dilakukan salah satunya untuk memasak matang daging hewan tersebut.
Kepala Dinpertan Purbalingga Mukodam SPt mengungkapkan lalu-lintas hewan ternak di Purbalingga saat ini diperketat. Pihaknya saat ini melarang hewan ternak dari luar daerah masuk, termasuk hewan ternak dari dalam daerah untuk dikeluarkan.
“Kecuali untuk yang sudah dinyatakan sehat, sapi tetap bisa keluar untuk masuk RPH (Rumah Pemotongan Hewan),” katanya.
Terkait pembatasan ini, Mukodam memastikan stok hewan ternak untuk Idul Adha 1443 H masih aman. Saat ini di Purbalingga terdapat 12.500 ekor sapi yang siap dipotong. “Mudah-mudahan PMK bisa segera teratasi sehingga minat berkurban masyarakat tidak terpengaruh,” katanya. (Gn/Humas)