Oleh-oleh dari Purbalingga? Apalagi yaaah? Ini nih, cemilan keren yang sehat : Coklat Jamu “Radenta”. Sebatang cokelat lezatnya berpadu dnegan sehatnya jamu di dalamnya. Penasaran, kan?
Adalah Maretha Ramadhani, sarjana farmasi yang telah lama ingin bergelut di bisnis jamu. Tapi jamu yang tidak biasa. Sampai akhirnya, ada seorang kawan yang menyarankannya mencipatakan cokelat jamu. Pengagum Robert T. Kiyoshaki, penulis Buku Motivasi ‘Rich Dad Poor Dad’ inipun tertantang untuk mencobanya.
“Saya pikir ini unik sekaligus enak. Karena coklat jamu menjadi sebuah alternatif bagi remaja yang tidak menyukai jamu, tapi dengan dibalutnya dengan coklat, mereka menjadi suka. Dan Alhamdulillah, anak kecil pun menjadi suka,” ungkap salah satu anggota Paguyuban UMKM Perwira yang relatif aktif menggelar produknya setiap Minggu Pagi di Gelora Goentoer Darjono dan di semua even pameran UMKM di Purbalingga dan sekitarnya.
Maretha sendiri menyadari, walau memang coklat bukan sebagai penawar dari sebuah penyakit, dia mengklaim coklat jejamuan yang dirintisnya memiliki kelebihan dibanding yang lain.Karena selain terbuat dari rempah pilihan asli, Maretha menjamin cokelat olahannya jauh lebih sehat dan lebih enak.
Untuk menghasilkan sebatang cokelat jamu yang pas di lidah, perjuangan Maretha tidaklah mudah. Dia lakukan secara trial error. Karena warga Gemuruh, Rt 02/ Rw 02, Kecamatan Padamara ini tidak memiliki latar belakang yang memadai untuk mengolah coklat.
Demi bisa merealisasikannya mimpinya menjadi pengusaha pengolahan cokelat, selain melakukan browsing segala informasi tentang cokelat, Maretha jug atak segan-segan berguru langsung dengan pakarnya di Yogyakarta.
Didatanginya beberapa tempat home made di Yogyakarta untuk melihat bagaimana pengolahan dan pengemasannya. Proses belajar dan percobaannya hampir membutuhkan waktu sekitar 2-3 minggu untuk menghasilkan coklat seperti sekarang ini.
“Coklat pertama berhasil dengan bantat, kadang justru tidak mau mengeras walaupun telah didiamkan sampai berjam-jam, atau bahkan terlalu pahit karena campuran yang kurang pas,” kenangnya geli.
Setelah ditemukan perpaduan rasa yang enak, selanjutnya Maretha melakukan ‘semedi’ untuk mendapatkan nama produk yang pas. Lalu ditemukannya nama Radenta. Dimana ‘Raden’ diambil dari salah satu tempat wisata di Banyumas, yaitu ‘BaturRaden”, sehingga ketika orang mengenal Baturraden, harapannya mereka akan ingat bahwa ada coklat bernama Radenta. Sedangkan ‘ta’ nya diambil dari akhiran nama saya, Maretha,” terangnya.
Wah jadi penasaran kayak apa ya sebatang cokelat Radenta. Anda bisa membelinya di outlet-outlet di Purbalingga dan sekitarnya, Toko Oleh-oleh Jendral di Brobot, atau pesan online di coklatenakradenta.blogspot.com atau hubungi langsung Mareta di 085713302119. Hayuk! (*)