PURBALINGGA – Debat Calon Bupati dan Wakil Bupati Purbalingga pada pemilihan kepala daerah (Pilkada) Purbalingga 2015 akhirnya sukses diselenggarakan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) di Gedung Andrawina komplek Owabong Cottage, Sabtu malam (7/11).
Sebelumnya santer beredar kabar, debat public itu tak bakal dihadiri salah satu pasangan calon (paslon) nomor urut 2 H Sugeng SH MSI – H Sucipto SH. Namun setengah jam sebelum acara dimulai pukul 19.30 kedua paslon yakni no urut 1 H Tasdi SH MM dan Dyah Hayuning Pratiwi (Tasdi-Tiwi) dan H Sugeng SH MSI dan H Sucipto SH (Sugeng-Cipto) memastikan hadir mengikuti debat yang dipandu moderator M Yulianto MSi, dosen Universitas Diponegoro Semarang.
Debat pasangan calon menghadirkan tim ahli Prof Dr Purwo Santoso MA guru besar Fisipol UGM dan Hasyim Ashari dari Universitas Diponegoro Semarang. Acara yang disiarkan langsung sejumlah media local juga dihadiri Penjabat Bupati Purbalingga Budi Wibowo, Ketua DPRD Tongat, dan forum koordinasi pimpinan daerah (Forkompimda). Acara itu juga dihadiri KPU Prvinsi Jawa Tengah dan KPU kabupaten/kota tetangga serta dari Bawaslu.
Dalam debat paslon tersebut, kedua paslon menyampaikan visi dan misi masing-masing. Pasangan Tasdi Tiwi memaparkan Visi Purbalingga Mandiri Berdaya Saing Menuju Masyarakat Sejahtera yang Berakhlak Mulia dengan 7 misi yang akan dijalankan. “Kami punya lima program unggulan yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Purbalingga. Terkait pendidikan ada kartu Purbalingga pintar, kartu Purbalingga sehat untuk kesehatan, pertanian ada kartu tani, kartu usaha prosuktif dan pembangunan Bandar udara wirasaba. Trmasuk penanganan rumah tidak layak huni dan program jambanisasi,” ujar calon wakil bupati nomor urut satu Dyah Hayuning Pratiwi.
Sedangkan calon bupati nomor urut dua Sugeng mengatakan dirinya bersama cawabup Sucipto mengusung visi Kerja dan Ibadah menuju Purbalingga Sejahtera. Pihaknya memiliki 9 misi program unggulan yang akan dijalankan. Meliputi bidang pendidikan dengan mengeluarkan kartu Purbalingga pintar, bidang kesehatan kartu Purbalingga sehat dan pengadaan ambulan desa serta bidang social dengan kartu jaminan social daerah.
“Kami akan memberikan bantuan hukum Cuma-Cuma untuk masyarakat Purbalingga dengan mengeluarkan kartu bantuan hukum,” jelas cabup nomor urut dua Sugeng.
Bidang infrastruktur juga tak lepas dari program yang dirancang. Selain itu, pihaknya juga akan membentuk badan seni budaya dan ekonomi kreatif, meningkatkan pariwisata daerah dan memberikan advokasi bagi petani, buruh, penambang, penderes, pedagang kecil dan menengah.
Dalam sesi debat, agar dana desa sesuai peruntukannya, Tasdi menjelaskan akan menyiapkan mekanisme terdiri dari pembuatan peraturan daerah, mengatur kelembagaan desa, serta pengawasan desa. Sedangkan pasangannya, Tiwi mengaku akan melakukan pendampingan dan pengawasan terhadap dana desa.
Sementara itu Sugeng menjelaskan pihaknya akan berkomitmen konsisten dalam penyediaan APBD untuk ponpes dan madrasah. “Jika memungkinkan secara aturan akan memebrikan kesejahteraan untuk madrasah, agar pendidikan madrasah lebih baik,” ujarnya.
Usai pelaksanaan debat paslon, kedua paslon mengaku puas dengan kegiatan tersebut. Cabup Tasdi memandang kegiatan debat paslon ini penting untuk menuju demokrasi yang berkualitas dan masyarakat mampu menjadi pemilih yang cerdas. “Masyarakat harus tahu bagaimana kapabilitas dan kapasitas para calon. Termasuk bagaimana program-programnya,” katanya.
Hal serupa juga disampaikan cabub Sugeng, dimana melalui debat paslon, masyarakat semakin mengetahui visi misi dan program yang mereka usung. “Masyarakat kita sudah semakin cerdas. Sehingga melalui ini (debat paslon-red) mereka semakin memahami program-program yang kita paparkan,” jelasnya.
Dirinya juga menyampaikan apresiasi kepada KPU yang telah mengagendakan acara debat paslon. “Saya kira selamat kepada KPU. Acara ini sukses, saya puas,” katanya.
Hal menarik terjadi ketika jeda segmen debat paslon. Kedua pendukung paslon saling unjuk yel-yel . Hal yang sama juga terjadi di luar Gedung Andrawinadimana pendukung kedua paslon bahkan melibatkan alat music sehingga acara debat menjadi lebih meriah. (Hardiyanto)