PURBALINGGA, DINKOMINFO –Bupati Purbalingga, Tasdi mengingatkan kepada Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Bidan di Purbalingga untuk lebih profesional dalam menjalankan profesinya. Yang mana senada dengan misi Purbalingga yakni menyelenggarakan pemerintahan yang profesional, efektif, bersih dan demokratis. Hal tersebut diungkapkan Tasdi saat memberikan arahan setelah menyerahkan SK CPNS di Pendopo Dipokusumo, Selasa (16/5).
“Pemerintahan yang profesional harus didukung dengan Aparatur Sipil Negara (ASN) yang profesional,” jelasnya.
CPNS Bidan di Purbalingga diberikan masa percobaan selama dua tahun yang akan dievaluasi kinerjanya. Tasdi menerangkan CPNS Bidan yang tidak disiplin, dan tidak memiliki kompetensi maka CPNSnya tidak akan diteruskan. Di lain hal, jika kinerja CPNS Bidan dinilai baik, disiplin dan cekatan maka CPNSnya bisa dilanjutkan.
“Manakala Anda menunjukan hal yang bagus, disiplin yang tinggi maka pemerintah akan teruskan CPNSnya,” katanya.
Di bagian lain, Tasdi mengungkapkan setelah diangkat CPNS, para bidan harus melaksanakan kewajiban, tugas, dan fungsi yang terkandung dalam UU No 5 Tahun 2014 tentang ASN. Terlebih untuk mewujudkan pemerintahan yang profesional, diperlukan pengetahuan yang luas, keahlian sesuai bidang yang ditekuni dan attitude yang baik.
“PNS yang profesional adalah PNS yang mempunya tiga hal yakni knowledge yang bagus, skill, dan attide yang baik,” imbuhnya.
Para CPNS Bidan pun harus turut menjalankan fungsi sebagai pelayan publik yang memahami dan menjalan tupoksinya sebagai Bidan. Fungsi lain yakni sebagai pelaksana kebijakan publik, para CPNS Bidan harus ikut serta patuh dan melaksanakan kebijakan pemerintahan. Fungsi terakhir sebagai perekat persatuan bangsa.
“Kembali ke Undang-UndangnyaPNS harus bersatu melaksanakan tupoksi dan kewenangan fungsi sesuai dengan bidang tugasnya,” ujar Tasdi.
Setelah menjadi CPNS Bidan maka tugas dan kewajibannya bertambah, para CPNS Bidan harus mengetahui kondisi dan persoalan yang ada di masyarakat. Bupati mengatakan masalah Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Purbalingga masih tinggi. Dibutuhkan Bidan-Bidan yang tersebar di seluruh wilayah Purbalingga untuk turun ke lapangan melihat kondisi masyarakat demi kemajuan kesehatan di Purbalingga.
“Bagaimana membuat masyarakat sehat, ke lapangan cek orang sakit, cek ibu hamil, cek balita gizi buruk, dan kurang gizi, masing-masing bidan harus punya datanya di masing-masing wilayah,” tegas Tasdi.
Di akhir arahannya, Tasdi berharap para bidan yang sudah mendapatkan SK CPNS untuk dapat meningkatkan kinerjanya, berpikir sistematis dan berkualitas. Bagaimana AKI dan AKB bisa menurun, anak-anak yang mengalami kurang gizi bahkan gizi buruk dapat berkurang. Dan bagaimana persoalan-persoalan kesehatan di Purbalingga dapat berkurang.
“Oleh karena itu harus ada pembenahan untuk penyelenggaraan kesehatan, pelayanannya termasuk kelengkapan infrastukturnya agar permasalahan kesehatan di Purbalingga bisa berkurang,” pungkasnya. (Lil)