PURBALINGGA – Ki Dimas Tuwuh Pandu Aji, meraih Juara II dalam ajang Lomba Dalang Bocah Tingkat Provinsi Jawa Tengah yang di selenggarakan di Taman Dayu Park Desa Saradan, Karangmalang, Sragen, Selasa 30 April sampai Rabu 1 Mei 2019 lalu. Siswa kelas 6 dari SD N 1 Gumiwang, Kejobong ini merupakan Perwakilan dari Kabupaten Purbalingga dalam ajang tersebut.
Ki Dimas yang sekarang berusia 11 tahun ini, memang sudah menggemari dan menyukai wayang kulit sejak kecil saat berusia 5 tahun. Eni Fibriyanti dan Harso sebagai orang tuapun sangat mendukung dan selalu mendorong potensi yang dimiliki ki Dimas khususnya dalam berkesenian sebagai seorang Dalang.
Darah seni yang mengalir pada Ki Dimas dalang Bocah Purbalingga ini merupakan turun temurun dari sang Ayah yang dulunya juga sebagai Dalang dan sampai sekarang masih aktif sebagai seorang seniman. “Si Mbah Kakungnya dulu juga sempat menjadi dalang meskipun sekarang sudah vakum mendalang,” kata Harso.
Orang tua selalu berharap kelak bakat Dimas bias dikembangkan kembali. Tentunya agar tidak mudah puas dengan hasil yang dicapai saat ini. “Semoga menjadi tokoh motivasi bocah-bocah lain untuk tetap nguri uri kesian lokal terutama pewayangan,” katanya.
Ki Dimas anak kelahiran 6 Oktober 2007 ini pada kesempatan lomba yang diinisiasi oleh Persatuan Pedalangan Indonesia (Pepadi) Jawa Tengah memilih lakon cerita “Karna Tanding”. Karno tanding merupakan salah satu babak pertempuran terbesar Baratayuda.
“Itu pertempuran dua senopati pilih tanding yaitu Arjuna satria dari Madukara sebagai panglima perang negara Amarta. Melawan adipati Basukarna dari Awangga sebagai panglima perang negara Ngastina, yang sebenarnya kedua merupakan saudara kandung seibu tetapi beda ayah yang sama-sama mempunyai senjata sakti dari dewa,” tutur Dimas.
Ia melanjutkan cerita, dari peperangan itu, Kunti Nalibroto hanya bisa meneteskan air mata melihat kedua putranya saling bertempur. Pertempuran, peperangan, perkelahian merupakan simbol nafsu manusia yang tak mau mengerti tentang peradaban yang Agung di bumi ini.
“Pesan cerita ini, bahwa selama kita masih merasa hebat dan kuat juga serakah hidup tidak akan damai dan tentram,” katanya.
Beberapa dalang bocah asal Pati, Kebumen, Batang, Surakarta, Purbalingga, dan kendal masing-masing menunjukan penampilan yang terbaik berdasarkan lakon cerita yang dipilihnya. Ki Dimas Tuwuh Pandu Aji dikukuhkan sebagai penampil dalang bocah terbaik ke 2 setelah Surakarta sebagai penampil terbaik pertama.
Lomba Dalang Bocah ini merupakan kegiatan yang mendapat dukungan dari ketua Pepadi Jawa Tengah yaitu Untung Wiyono dan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Jawa Tengah. Ketua panitia pelaksanaan lomba, Ki Medhot Soedarsono mengatakan ajang ini digunakan untuk mencari bibit dalang baru se-Jawa Tengah.
“Selain itu juga untuk mengenalkan dalang-dalang bocah, tidak hanya di tingkat lokal saja tetapi di Jawa Tengah,” katanya.
Sementara itu Kepala Seksi Kesenian dan Nilai Tradisi Dindikbud Purbalingga Rien Anggraeni Setya SPd mengatakan Dindikbud Purbalingga selama ini selalu mendukung dan memfasilitasi Dimas dalam proses pelatihan-pelatihan jelang lomba. “Dari bidang kebudayaan telah memfasilitasi, termasuk proses pelatihan juga dilaksanakan di kantor dinas yang telah tersedia seperangkat gamelan lengkap,” katanya.(Gn/Humas)