PURBALINGGA – Menyongsong perkembangan zaman, guru adalah agen perubahan atau agent of change. Seorang agen perubahan harus memiliki semangat berubah dan menjadi pribadi pembelajar yang haus akan ilmu pengetahuan. Hal itu disampaikan oleh Plt Bupati Purbalingga melalui Asisten Administrasi Umum Sekda Kabupaten Purbalingga, Tri Gunawan Setyadi SH MH dalam acara Seminar Pendidikan dalam Rangka Memperingati Hari Ulang Tahun Ke-73 Persatuan Guru Republik Indonesia dan Hari Guru Nasional Tahun 2018 di Pendopo Dipokusumo Purbalingga, Sabtu (17/11).
“Guru yang tidak pernah mau belajar, maka bukan saja dirinya telah gagal dalam menjalani profesinya, tetapi juga akan ditinggalkan oleh siswa dan komunitas profesinya, hingga keberadaannya menjadi terasing dari dunianya sendiri,” katanya.
Kondisi tersebut, menurutnya sangat mungkin terjadi pada guru di Purbalingga. Khususnya yang tidak memiliki semangat untuk maju. Karena dunia terus bergerak, zaman terus berubah, teknologi terus melompat tak pernah henti, semua menuntut kemampuan guru untuk menyesuaikan diri.
Era industri telah melampaui gelombang dahsyat, dimulai dari generasi kesatu (1.0) dan kedua (2.0) pada masa lalu, generasi ketiga (3.0) yang masih kita jalani. Hingga kita kini mulai memasuki tahap revolusi industri keempat (4.0) yang sangat fenomenal dan penuh tantangan.
“Semua era itu menuntut kehadiran guru untuk mengajak peserta didik agar siap menghadapinya dengan memanfaatkan kemajuan teknologi sebagai bekal kehidupan di masa depan,” katanya.
Selain itu, ia mengatakan juga sangat dibutuhkan keberadaan guru untuk membimbing peserta didik agar tetap sebagai manusia dan bangsa yang mempertahankan karakter serta jati diri bangsa Indonesia. Yang adiluhung, berdasarkan Pancasila.
Hal inilah yang telah menginspirasi PGRI pada Hut ke-73 hingga mengangkat tema “Wujudkan Guru Sebagai Penggerak Perubahan Menuju Indonesia Cerdas Berkarakter dalam Revolusi Industri 4.0”. Sebuah tema yang implementasinya sangat dinamis dan visioner.
“Oleh karena itu saya berharap agar dari forum seminar ini akan lahir wawasan pemikiran dan semangat baru di kalangan guru dan jajaran pendidikan kabupaten Purbalingga,” ungkapnya.
Dengan pemahaman itu, maka guru Purbalingga akan memiliki kemampuan penyesuaian diri terhadap perubahan era kehidupan menyongsong revolusi industri keempat. Guru tidak boleh mengalami culture shock yang bisa menyebabkan frustrasi dan rendah diri.
Untuk itu Ia harap para guru terus memperkuat empat kompetensi, yakni kepribadian, sosial, pedagogik, dan profesional. Ia berharap, tema Hut ke-73 tahun ini menginspirasi para hadirin.
“Masa depan bangsa Indonesia tidak hanya ditentukan oleh kemajuan teknologi pada revolusi industri 4.0, tetapi juga ditentukan dengan kendali pendidikan karakter,” paparnya. Adapun dalam pendidikan karakter, teknologi bukan penentu, tetapi gurulah yang harus melakukannya. Guru sebagai pendidik karakter sejati.(Gn/Humas)