PURBALINGGA, INFO– Festival Pangsar (Panglima Besar) Jendral Soedirman hadir lagi di Purbalingga yang memang tempat lahir Jendral dengan pangkat bintang lima pertama di Indonesia ini. Festival yang tahun lalu dibuka oleh Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu itu kembali akan diselenggarakan di Desa kelahiran Panglima Besar Jendral Soedirman yaitu Desa Bantar Barang Kecamatan Rembang Purbalingga pada 24-29 Januari 2018 mendatang.
Menurut Bupati Tasdi, festival tersebut dimaksudkan untuk mengenang perjuangan Jendral Soedirman dalam mempertahankan kemerdekaan. Dia menambahkan, perang gerilya yang digagas oleh Jendral Soedriman harus menjadi teladan dan semangat generasi penerus agar menjadi generasi yang tangguh yang mempunyai fighting spirit berlipat.
“Pak Dirman perang gerilya dalam keadaan sakit dan ditandu. Dengan segala keterbatasan saat itu, jiwa pantang menyerah pak Dirman mampu menggelorakan rakyat untuk mempertahankan tanah airnya. Generasi sekarang harus mencontoh apa yang dilakukan pak Dirman,” kata Tasdi.
Memang dalam festival tersebut diadakan lari tandu yang merefleksikan perjuangan perang gerilya Jendral Soedirman kala dia sedang sakit namun harus memimpin perang. Selain lari tandu, pada festival tersebut akan diselenggarakan event diantaranya drumband dari Komando Distrik Militer (Kodim) Purbalingga, sosio Drama, Expo dan pameran Alutsista TNI, kesenian, panggung hiburan dan ditutup dengan Haul panglima Besar Jendral Soedirman yang akan diisi oleh Habib Luthfi bin Hasyim bin Yahya dari Pekalongan.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Dinkominfo) Purbalingga, Sridadi mengatakan agar semua warga Purbalingga ikut memaklumkan informasi tentang festival Pangsar Soedriman tersebut. Dia berujar sesuai arahan Bupati, informasi tentang akan diselenggarakannya festival tersebut diharapkan tersiar ke segala penjuru khususnya di Purbalingga.
“Mudah-mudahan warga Purbalingga yang tahu dengan acara tersebut menginformasikan kepada sekitar agar festival tersebut semakin meriah karena Jendral Soedirman yang asli Purbalingga perlu dikenalkan ke generasi penerus,” pungkas Sridadi. (PI-8)