PURBALINGGA-DINKOMINFO, Forum komunikasi media tradisional (FK Metra) kedepan diharapkan dapat menjadi media diseminasi informasi dari pemerintah, dalam hal ini organisasi perangkat daerah (OPD) ke masyarakat. Diseminasi informasi yang dikemas dalam kesenian lokal akan lebih mengena ke masyarakat karena dalam komunikasi terjadi langsung dengan masyarakat.
Mengingat strategisnya FK Metra, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Purbalingga dalam hal ini Dinas Komunikasi dan Informatika (Dinkominfo) mengirimkan Sanggar Dersonolo untuk mengikuti lomba FK Metra di Sanggar Pramuka Kabupaten Brebes. Dengan personil 12 orang yang terdiri 2 penari yang juga berperan dalam lakon, kemudian 1 sinden, 5 pengrawit dan 4 membawakan lakon. Lakon yang ditampilkan yakni Molek Glathek Ketemu Dewek.
FK Metra Purbalingga yang mendapatkan giliran maju pertama kali, membuat penonton terkagum-kagum dengan penampilannya dikarenakan para pemainnya rata-rata masih muda. Apalagi saat Intan Tiara Pangestu yang memerankan sebagai seorang isteri kaur desa, yang kewes ditambah dengan kecentilannya membuat penonton sangat terhibur. Melihat penampilan yang menawan, setelah usai penampilan Kepala Dinkominfo Purbalingga, Tri Gunawan memberikan apresiasi dan ucapan selamat kepada FK Metra yang di ketua Tarko Gareng.
Kepala bidang Informasi dan Komunikasi Publik, Dinkominfo Provinsi Jawa Tengah, Evi Sulistyorini mengatakan keberadaan FK Metra sangat membantu pemerintah dalam mendesiminasikan informasi dengan cara tradisional. FK Metra selain menjadi tontonan juga diharapkan menjadi tuntutan bagi masyarakat lewat pesan-pesan yang di bawakannya. Walaupun sudah era modern FK Metra bisa berperan mensosialisasikan program-program pembangunan, lewat seni tari, musik dan dialog.
Pemenang dalam lomba akan kita ajukan ke tingkat nasional melalui forum Bakohumas tahun 2017, kemudian akan kami siarkan lewat suara Jateng dan TVRI Jateng. Tema yang kita ambil Jateng Gayeng mboten korupsi mboten ngapusi,” katanya Evi, di Sanggar Pramuka Kabupaten Brebes, Jum’at (19/5).
Ketua FK Metra Jateng, Daniel Hakiki mengatakan pertunjukan FK Metra sebaiknya di tempat terbuka sehingga pesan langsung di tangkap oleh masyarakat, tidak di hotel sehingga tidak terjangkau oleh masyarakat. Pesan FK Metra mempunyai nilai- nilai luhur harus dilestarikan oleh generasi muda.
“Peran FK Metra harus digiatkan agar kesenian ini bisa termanfaatkan oleh masyarakat, khususnya oleh OPD untuk menyampaikan berita ke masyarakat,” katanya.
Kepala Dinas Kominfo Brebes, Mayang Sriherbimo mengatakan ada 11 kabupaten/kota yang akan mengikuti lomba pertunjukan seni tradisional. Yakni Kota Pekalongan, Kabupaten Pekalongan, Kabupaten Tegal, Kota Tegal , Kabupaten Brebes, Kabupaten Pemalang, Kabupaten Purbalingga, Kabupaten Banyumas, Kabupaten Cilacap, Kabupaten Banjarnegara dan Kabupaten Kebumen, Kabupaten Batang.
“FK Metra diharapkan memberikan manfaat, bukan hanya orang tua namun juga bagi anak muda, juga sebagai penyeimbang informasi yang edukatif. FK Metra juga merupakan amanat UU keterbukaan informasi publik dalam menyebarluaskan informasi. Media yang efektif bagi masyarakat untuk menerima pesan yg dikemas dengan kesenian tradisional yang unik. FK Metra juga diharapkan menjadi organisasi yang terbuka non diskriminasi, non politik,” pungkasnya.
Sebagai informasi kota Pekalongan menampilkan sanggar angklung Langen Sari. Kabupaten Pemalang menampilkan dolanan anak. Kabupaten Banyumas menampilkan Sopsan. Kabupaten Brebes menampilkan cerita dana alokasi desa. Sebelum acara dimulai juga dilakukan tari penyambutan ardaning sigambir, yang menggambarkan kuda tunggangan Bupati Brebes dalam menaklukkan penjajah. Tari tersebut dimainkan 5 siswi dari SMPN 2 Brebes. (Sap’$)