PURBALINGGA, INFO – Daya tarik wisata Goa Lawa Purbalingga (Golaga) tengah dipercantik untuk menarik kunjungan wisata ke destinasi yang berada di Desa Siwarak, Kecamatan Karangreja, Purbalingga itu. Pembenahan yang dilakukan mulai dari pintu masuk hingga penataan didalam gua. Berkaitan dengan pembenahan itu, Pemkab menutup sementara kunjungan ke Goa Lawa mulai tanggal 2 April hingga 12 Juni 2018 mendatang.
Bupati Purbalingga H Tasdi, SH, MM mengatakan, pembenahan daya tarik Goa Lawa sebagai salah satu komitmen Pemkab Purbalingga untuk menjadikan wilayahnya sebagai salah satu tujuan destinasi di Jawa Tengah, bahkan nasional. “Golaga menjadi salah satu daya pikat kawasan wisata Gokuse (Golaga, Serang, dan Kutbawa) atau Sekugo (Serang Kutbawa, Golaga). Pembenahan perlu kami lakukan, agar ada terobosan baru daya taruk wisata di Purbalingga yang kini menempati peringkat ke-empat kunjungan wisata di Jateng,” kata Tasdi disela-sela Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) tahun 2018 di Pendapa Dipokusumo, Kamis (5/5).
Diungkapkan Tasdi, dengan akan dibangunannya bandara Jenderal Soedirman dan telah dibangunnya tol Trans Java, Pemkab Purbalingga mau tidak mau harus mengambil peluang untuk mengembangkan berbagai sektor, salah satunya sektor pariwisata. “Kami meyakini, pengembangan sektor pariwisata akan mampu mendongkrak ekonomi masyarakat sekitar. Pengembangan wisata Golaga juga tetap memperhatikan aspek lingkungan dan budaya masyarakat,” kata Tasdi.
Secara terpisah, Kepala Bidang Pariwisata pada Dinas Pemuda Olah Raga dan Pariwisata Purbalingga, Ir Prayitno, M.Si mengatakan, Goa Lawa Purbalingga sejak diresmikan sebagai lokasi wisata tahun 1979 silam, perkembangannya stagnan. Daya pikatnya hanya suasana alam dan bebatuan serta lorong-lorong goa yang terkesan gelap. Jumlah pengunjungnyapun setiap tahun rata-rata dibawah 60 ribu wisatawan.
“Dengan pembenahan yang tengah dilakukan ini, nantinya daya pikat yang dijual tidak saja hanya di dalam goa saja, tetapi juga rangkaian daya pikat di luar goa seperti sejarah budaya, mitologi, dan lingkungan. Golaga nantinya juga terkoneksi dengan daya tarik wisata di sekitarnya seperti wisata pendakian keluarga di Bambangan, Desa Kutabawa dan wisata keluarga di Agro wisata Serang,” kata Prayitno.
Prayitno mengatakan, target pembenahan Goalaga tahap awal akan selesai pada pertengahan bulan Juni 2018. Diharapkan, pada libur lebaran tahun ini sudah bisa dikunjungan wisatawan. Secara bertahap kemudian, pembenahan terus dilakukan untuk mempercantik kawasan wisata Gokuse atau Sekugo. “Dengan pembenahan Golaga, paling tidak Golaga akan menjadi daya tarik wisata berkelas, dan ditargetkan akan mampu dikunjungi lebih dari 200 ribu wisatawan per tahunnya,” kata Prayitno.
Tim Kreatif Pembenahan Golaga, Drs M Hartono mengatakan, daya tarik yang akan dibenahi dan akan dijual ke wisatawan yakni pesona di dalam goa seperti pesona budaya, pesona koloni kelelawar, pemanfaatan ruangan goa untuk pertemuan. Kemudian pesona di luar goa, daya pikat yang akan dibangun resort exclusive di atas pohon, tree restaurant (restoran pohon), meeting room pohon kapasitas 20-50 orang, camping tree, zip bike tree, tree top dan dilengkapi mushola pohon kapasitas 10 – 15 orang.
“Untuk resort ekslusif diatas pohon, nantinya akan menjadi resort ekslusif satu-satunya di Indonesia. Villa-villa kayu unik itu nangkring di atas pohon sekitar 30 unit. Antara satu villa dengan lainnya dihubungan dengan jembatan gantung,” kata Hartono yang juga Direktur Perusahaan Daerah (PD) Owabong.
Daya pikat lain di luar goa yang akan dibangun yakni ski rumput (grass ski) yang memanfaatkan kontur lahan menurun dari mulut goa, gardu pandang yang memanfaatkan ketinggian pohon untuk menikmati pemandangan exotix kota Purbalingga. Kemudian akan dibangun museum kelelawar,penangkaran kelelawar, dan interactive mini zoo. (PI-1)