PURBALINGGA – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo SH MIP turut meninjau Perpustakaan Cita Ganesha SMAN 1 Purbalingga yang tengah dalam verifikasi lapangan oleh Tim Juri Lomba Perpustakaan Tingkat Nasional, Jumat (12/7). Pada kesempatan itu, gubernur meninjau berbagai fasilitas, ruang baca, ruang multimedia, termasuk tempat baca untuk penyandang disabilitas.

Gubernur mengapresiasi kondisi dan suasana perpustakaan yang mewakili Jawa Tengah di lomba Perpustakaan Tingkat Nasional ini. Ia meminta agar perpustakaan yang ada ini, perlu didorong lagi tidak hanya sekedar sebagai taman baca.

“Kita perlu mendorong lebih optimal lagi. Lebih menarik buku-bukunya, lebih menarik kegiatan-kegiatan di dalamnya. Ada multimedianya, peyandang disabilitas juga terakomodasi. Ruang baca yang menarik, saya kira itu menjadi bagian untuk meningkatkan literasi. Kalau perpustakaannya bagus, kan daya bacanya ditingkatkan. Bisa diwarnai dengan lomba membaca, lomba resensi buku, atau diskusi-diskusi sehingga pengetahuan anak-anak kita akan meningkat,” katanya seusai meninjau perpustakaan.

Saat menyampaikan sambutan, Gubernur Ganjar Ganjar, mengatakan literasi orang Indonesia masih rendah. Orang Indonesia lebih suka membaca whatsapp dibanding buku. Bahkan kadang dari situ, oleh masyarakat informasi yang hoaks lebih menarik dari pada yang benar-benar dan positif.

“Maka narasi kita, narasi kebimbangan, narasi pesimis, tidak pernah memunculkan optimisme sehingga mental kita tidak pernah menjadi juara, mental kita the loser,” imbuhnya.  

Belajar dari Negara maju, Ia menceritakan pengalamannya saat ke Amsterdam dan masuk ke salah satu perpustakan. Di perpustakaan ia mendapati orang yang tergabung dalam komunitas pemain catur. Hanya untuk bermain catur saja mereka tekun membaca mencari langkah-langkah bermain, bagaimana saat dia menang, bagaimana saat dimatikan dan sebagainya.

“Dan disitu dia baca – praktik – baca – praktik. Kenapa Negara itu menjadi maju, itu karena literasinya cukup,” katanya.

Ia menjelaskan dalam hal performa membaca saja, Singapura merupakan juaranya dengan skor membaca 535 (menurut rilisan Organisation for Economic Co-Operation and Develompent tahun 2015). Bahkan mengungguli Kanada dan Hongkong keduanya dengan skor membaca 527. Sedangkan urutan ke-4 Finlandia mendapatkan skor membaca 526.

“Padahal Finlandia sekolahnya seminggu hanya 4 hari dan itupun tidak sampai sore. Saya minta kepada Dinas Pendidikan, cari guru yang berprestasi di bidang apapun, saya beri hadiah untuk berangkat di Finlandia untuk studi banding,” katanya.

Di Purbalingga, Gubernur mengakui ada hal yang menarik, yakni dengan adanya Kuda Pustaka. Menurutnya, kuda pustaka merupakan ikhtiar masyarakat dari civil society yang memunculkan dan mendorong agar bisa mengajak anak-anak membaca.

Pada kesempatan itu, gubernur juga memberikan bantuan Rp 10 juta kepada Kuda Pustaka dari Desa Serang yang digawangi oleh Ridwan Sururi itu. Bantuan diharapkan digunakan untuk menambah ruang baca seperti halnya kafe baca.

Sementara itu, Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi SE BEcon MM menyampaikan kepada para Kepala SMA/SMK/MA negeri maupun swasta se-Purbalingga yang juga hadir berharap agar keberhasilan Perpustakaan Cita Ganesha SMAN 1 Purbalingga bisa dijadikan inspirasi bagi sekolah sekolah yang lainnya.

“Sehingga sekolah yang lain mampu lebih mengembangkan perpustakaan, dan ini akan lebih meningkatkan angka literasi, baik di tingkat Purbalingga, Jawa Tengah maupun nasional,” katanya.(Gn/Humas)