PURBALINGGA – HUMAS, Gubernur Jawa Tengah, meminta kepada jajaran pemerintah daerah yang wilayahnya masih sulit untuk dijangkau segera di perbaiki guna menunjang kegiatan ekonomi, social masyarakat serta memperlancar pembangunan.
Masih banyaknya akses warga yang perlu ditangani dengan segera, menuntut pemda agar mendata, dan menghitung kembali sejumlah sarana parasarana di wilayah terpencil, serta diusulkan untuk mendapatkan prioritas pengerjaan pada tahun berikutnya.
“Yang begini ini, yang harus mendapatkan perhatian untuk mendapatkan prioritas, karena menyangkut akses ekonomi warga, serta kelancaran beraktifitas sehari-hari,”tutur Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, saat meninjau jembatan gantung di Dusun Sumingkir Desa Bantarbarang dan Dusun Limus Desa Karangbawang Kecamatan Rembang Jumat malam (16/5), bersama Bupati Purbalingga Sukento Rido Marhaendrianto dan pejabat terkait.
Ganjar berharap agar skala prioritas pembangunan tahun 2015 diutamakan untuk pembukan akses wilayah yang masih terisolir, selain itu pemkab juga diminta menghitung, serta melihat berbagai kebutuhan masyarakat sebagai penunjang aktifitas ekonomi serta melancarkan distribusi dusun terpencil dan selanjutnya diteruskan ke tingkat provinsi
“Untuk itu, kita lihat serta hitung dulu semua kebutuhan, jumlah anggaran yang diperlukan untuk membuat infrastrukur, serta seberapa besar manfaatnya untuk masyarakat setempat, baru diusulkan kepada pemerintah daerah ke tingkat provinsi untuk mendapatkan skala prioritas, agar pada tahun berikutnya mendapatkan giliran untuk dikerjakan,”pintanya.
Terkait dengan permintaan warga Dusun Sumingkir Desa Bantarbarang dan Dusun Limus Desa Karangbawang Kecamatan Rembang untuk membuat jembatan permanen serta perbaikan jalan, Gubernur Ganjar berjanji akan merealisasikannya, namun dia meminta kepada Pemkab Purbalingga untuk di kaji serta dilihat dulu, baru diusulkan kepada provinsi.
Bupati Purbalingga Sukento Rido Marhaendrianto mengatakan, menurut perhitungan DPU, pembangunan jembatan permanen untuk menggantikan jembatan gantung di Dusun Sumingkir dengan volume panjang mencapai sekitar 65 meter dan lebar sekitar empat meter dibutuhkan biaya kurang lebih sekitar Rp 8 Milyar, sehingga dana pembangunan tersebut harus menggunakan dana sharing antara anggaran APBD provinsi dan kabupaten.
“Oleh sebab itu, tidak serta merta kedua jembatan tersebut direalisasikan untuk di bangun, yang akan kita bangun salah satu dahulu. Mengingat biaya yang dibutuhkan untuk membangun jembatan permanen tidak sedikit, sehingga perlu mengkaji dan melihat terlebih dahulu, kita prioritaskan mana yang penting terlebih dahulu,”tuturnya.
Kepala Desa Bantarbarang Ludjeng W mengatakan, Dusun Sumingkir yang memiliki jumlah penduduk sekitar 400 KK dan 1850 jiwa letaknya di seberang Sungai Gintung merupakan empat dusun yang ada di Desa Bantarbarang meliputi Dusun I-II grumbul Bantarbarang, Dusun III grumbul Rembang, dan Dusun IV grumbul Sumingkir, serta jembatan gantung tersebut menjadi akses jalan satu-satunya warga Dusun Sumingkir menuju Desa Bantarbarang, dalam beraktifitas ekonomi, social dan lain sebagainya.
“Warga Dusun Sumingkir khsususnya, serta Desa Bantarbarang pada umumnya, menginginkan jembatan tersebut dibuat permanen juga jalan diperlebar untuk memperlancar akses ekonomi, social serta aktifitas masyarkat dusun tersebut, karena dusun tersebut letaknya diseberang sungai, dan hanya jembatan tersebut yang menjadi akses sat-satunya,”pintanya.
Menurut Ludjeng, hilir mudik truk-truk dengan tonase kecil mengangkut hasil hutan serta kebun masyarakat setempat melewati jembatan yang hanya beralaskan kayu dari batang kelapa, sehingga dari segi keamannya masih kurang memadai, pungkasnya. (Humas-Kie_Man)