Menyusul dinaikannya status aktivitas vulkanik Gunung Slamet dari Waspada (Level II) menjadi Siaga (Level III) terhitung mulai pukul 10.00 WIB Rabu (30/4) kemarin, Pemkab Purbalingga segera melakukan upaya antisipasi bersama jajaran terkait. Diantaranya melakukan koordinasi dengan jajaran TNI/Polri dan seluruh stakeholder, di Aula Makodim 0702 Purbalingga, Jumat (2/5).
“Sejak kemarin (30/4), kita telah mengkordinasikan seluruh SKPD dan jajaran di wilayah Purbalingga untuk bersiaga.Termasuk melakukan inventarisir logistik, sarana prasarana dan data penduduk terdampak bencana,” ungkap Sekretaris Daerah (Sekda) Purbalingga, Imam Subijakto, usai rapat kordinasi di Markas Kodim 0702 Purbalingga.
Menurut Sekda, seluruh wilayah terdampak erupsi gunung Slamet, akan melakukan gladi posko di tingkat kecamatan, terutam untuk kecamatan-kecamatan yang belum melakukan latihan penanganan bencana erupsi gunung Slamet. Sejauh ini, latihan penanganan bencana baru diadakan di posko wilayah kecamatan Karangreja.
“Rencana Selasa (7/5) kita adakan gladi posko lagi. Khususnya untuk posko kecamatan Kutasari dan selanjutnya kecamatan lainnya. Saya berharap gladi diikuti oleh seluruh masyarakat yang dimungkinkan terdampak bencana,” jelasnya.
Selain Posko kabupaten di kantor BPBD Purbalingga dan poko Bambangan, Kutabawa Kecamatan Karangreja, beberapa posko di tingkat kecamatan juga akan segera dioperasikan. Keberadan posko tersebut untuk mendukung upaya sosialisasi kepada masyarakat di wilayah terdampak bencana.
Kegiatan sosialisasi yang dilakukan, lanjut Imam, meliputi pemsangan kembali rambu petunjuk jalur evakuasi, pembuatan banner yang berisi petunjuk menghadapi bencana erupsi dan gladi posko sebagai latihan kesiapan aparat dan masyarakat dalam menghadapi kemungkinan terburuk peningkatan status gunung Slamet.
“Harapannya, kalau benar-benar terjadi erupsi, masyarakat sudah mengetahui apa yang harus diperbuat dan kemana harus menyelamatkan diri. Kita berdoa gunung Slamet tetap selamat, tidak sampai meletus,” tandasnya.
Sementara, saat memberikan pengarahan, Dandim 0702 Purbalingga Letkol Inf Agustinus Sinaga menekankan kepada seluruh jajaran stakeholder penanganan bencana untuk dapat melakukan tugasnya dengan dilambari pengabdian dan kemanusiaan. Menurutnya, saat ini konsep besar penanganan bencana sudah disiapkan, tinggal dituangkan ke dalam SOP. “Jangan sampai masyarakat menilai aparat di Purbalingga tidak berbuat,” tandasnya.
Usai sholat Jumat, Sekda imam Subijakto bersama Dandim dan Kapolres melakukan peninjauan ke lokasi terdampak di wilayah kecamatan Kutasari. Di wilayah ini terdapat tiga wilayah terdekat dengan puncak gunung Slamet dan membutuhkan penanganan terdepan. “Dukuh Limpak Gombong dan Limpak Tepus Desa Karangjengkol dan dukuh Limpak Pring desa Candinata merupakan wilayah yang cukup terisolir. Dan memerlukan langkah evakuasi yang terencana dengan lebih baik,” tambah Sekda.
Ditempat lain, Bupati Purbalingga Sukento Rido Marhaendrianto juga melakukan peninjauan ke lokasi posko Bambangan desa Kutabawa, Kecamtan Karangreja.
Sesuai rencana penanganan bencana erupsi gunung Slamet, Pemkab Purbalingga bersama jajaran TNI dan Polri telah menyiapkan lokasi titik kumpul dan titik pengungsian di tiga wilayah kecamatan terdampak. Yakni di wilayah Kecamatan Karangreja, Kutasari dan Mrebet.
Di Kecamatan Karangreja terdapat dua desa terdekat yakni Desa Kutabawa dan Desa Serang. Pihak TNI telah menyiapkan jalur evakuasi menuju titik kumpul dan titik pengungsian. Bagi masyarakat Desa Kutabawa yang meliputi dusun Bambangan, dusun Kutabawa, dusun Pisang Bali, dusun Pejagan 1 dan Pejagan 2, titik kumpulnya (RT/RW) berada di Balai Desa Kutabawa, Pasar Pratin dan Masjid Baitussalam.
Sedangkan titik pengungsian kecamatan yang disiapkan untuk warga desa Kutabawa meliputi GOR Lestari, Lapangan Bola Kecamatan Karangreja, Lapangan SDN 1 Karangreja, Lapangan SPBU Karangreja, SMP N 1 Karangreja, SMP N 3 Karangreja, Lapangan Tlahab Kidul dan Lapangan Bola Tlahab Lor.
Untuk warga Desa Serang, yang meliputi 8 dusun, titik kumpul RT/RW ditetapkan di Balai Desa Serang dan Masjid Uswatun Khasanah. Titik pengungsiannya, disiapkan di 6 lokasi yakni di Puskesmas Serayu Larangan, SMP N 2 Mrebet, SMP N 3 Mrebet, Lapangan Bola Serayu Larangan, Lapangan Pagerandong, dan Lapangan Bola Lambur.
Jalur evakuasi dan titik pengungsi di wilayah Kecamatan Kutasari meliputi desa Karangjengkol, Candinata dan Desa Cendana. Titik pengungsian untuk warga desa Karangjengkol meliputi Bumi Perkemahan Munjuluhur, SMP N 2 Kutasari dan Lapangan Desa Kutasari. Desa Candinata (Bumi Perkemahan, Balai Desa Kutasari dan Pabrik Mie Munjul) dan Desa Cenbdana (Balai Desa Gemuruh, Lapangan Desa Purbayasa dan Aula PT Purbayasa).
Kemudian untuk titik pengungsian di 3 desa wilayah Kecamtan Mrebet yakni Desa Sangkanayu (Lapangan Selaganggeng, Lapangan Bojong, Lapangan Balai Desa Mrebet dan Gedung Futsal). Titik Pengungsian warga Desa Pengalusan (Lapangan Pengalusan, Lapangan Onje, SMK N 2 Purbalingga, SDN Mrebet dan SMP N Mrebet). Desa Binangun dengan titik pengungsian di Lapangan Mangunegara, Lapangan Karangnangka, SDN Mangunegara, Balai Desa Mangunegara dan SDN 1 Karangnangka. (/Hr)