PURBALINGGA- Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi menerima sembilan rekomendasi dari para ulama dan tokoh agama dalam menyikapi kasus bullying dan rekomendasi guna menjaga kondusifitas Purbalingga jelang Pemilu Serentak 2024.
“Terima kasih atas masukan yang disampaikan. Rekomendasi dari hasil halaqoh akan kita perhatikan, pelajari, dan Insya Allah akan kita tindaklanjuti dalam pemerintah daerah mengambil kebijakan,” kata Bupati Tiwi saat Halaqoh Ulama dan Tokoh Agama di Pondok Pesantren Roudlotul Mu’jizat Desa Pekalongan Kecamatan Bojongsari, Sabtu (21/10/2023).
Bupati tidak menampik jika kasus bullying yang marak terjadi di Tanah Air juga ada di Purbalingga. Bahkan pemerintah, kata bupati, juga mendapatkan masih adanya laporan kasus kekerasan kepada perempuan dan anak yang terjadi. Untuk itu bupati mengajak mengajak ulama dan tokoh agama untuk bisa ikut membantu mengkampanyekan setop bullying dan kekerasan terhadap perempuan dan anak.
“Nderek titip, di setiap kegiatan ceramah keagamaan termasuk salah satunya khotbah jumat disisipkan kampanye setop bullying, setop kekerasan seksual terhadap anak dan perempuan agar kita bisa bersama-sama mengatasi persoalan yang urgent ini,” kata Bupati Tiwi.
Bupati menegaskan, jika penyelesaian tentang bullying dan kekerasan terhadap anak dan perempuan tidak bisa dilakukan sendiri oleh pemerintah, dibutuhkan sengkuyung dari semua pihak, khususnya dari para alim ulama dan tokoh agama.
“Mudah-mudahan dengan sinergitas yang kompak antara pemerintah dan para ulama kasus bullying dan kekerasan pada perempuan dan anak di tahun yang akan datang bisa mengalami penurunan signifikan,” ujar bupati.
Menyinggung gelaran Pemilu Serentak pada 2024 mendatang, Bupati Tiwi memiliki harapan kepada para ulama dan tokoh agama di Purbalingga bisa menjadi pemersatu dan ikut mengawal gelaran pesta demokrasi rakyat agar bisa berjalan sukses, lancar, aman, damai, dan kondusif. “Berharap para alim ulama bisa ikut mengajak seluruh jamaah ikut berpartisipasi dalam pemilu serentak. Karena bagaimana pun satu suara sangat penting menentukan nasib bangsa ini,” kata dia.
Juru Bicara Ulama dan Tokoh Agama, KH Ahmad Masykur Husni membacakan sembilan rekomendasi ulama dan tokoh agama antara lain, menyarankan adanya program penyuluhan terkait bullying, menggandeng ulama dan tokoh agama dalam pendidikan moral dan etika, mendorong satuan pendidikan untuk membentuk tim khusus pendampingan pelaku dan korban bullying.
Kemudian, mendorong lembaga keagamaan mengambil peran aktif dalam mengatasi isu sosial termasuk bullying, pemerintah mengajak ulama dan tokoh agama untuk berdialog aktif dengan masyarakat, menganjurkan ulama untuk tidak mempolitisasi agama dalam khotbah, bupati memfasilitasi kolaborasi antara pemerintah dengan lembaga keagamaan dalam rangka menjaga ketertiban selama pemilu, selalu mengawasi potensi radikalisme di lingkungan, terus menjaga kerjasama yang baik antara alim ulama dan umaro dalam mencegah polarisasi yang dapat mengganggu pelaksanaan pemilu.
Sembilan rekomendasi tersebut ditandatangani oleh 11 kiai. Yakni KH Abror Musodik, KH Ahmad Masykur Husni, KH Nurcholis Masrur, KH Abdul Ghofur, Kiai Umi Mahtum, KH Arif Musodik, KH Baedowi MZ, Kiai M Tofik Hidayat, Kiai Ikhsan, Kiai Nur Nasuha, KH Hamid Bustomi.(tha/prokompim)