PURBALINGGA – Hari pertama pelaksanaan ujian nasional (UN) tingkat SMA/SMK/MA di sejumlah sekolah di Kabupaten Purbalingga berjalan lancar. Berdasarkan pantauan tim dari Pemkab Purbalingga yang dibagi menjadi dua tim, tim I dipimpin bupati Purbalingga dan tim II dipimpin wakil bupati Purbalingga dan pejabat terkait.
“Dari beberapa sekolah yang kami kunjungi, saat pelaksanaan UN tingkat SMA/SMK/MA, baik yang menggunakan system CBT atau online tidak ada kendala yang berarti. Dari aspek kepesertaan, baik teknis berupa naskah termasuk petugas juga kepanitiaan semua clear. Harapan saya, semoga pelaksanaan UN sampai dengan hari terakhir berjalan lancar. Dan saya yakin untuk pelaksanaan UN di Purbalingga tahun ini lebih baik, dari tahun sebelumnya,”tutur Wakil Bupati Purbalingga Tasdi di sela pantauan UN di SMK Muhamadiyah 1 Purbalingga, Senin (13/4).
Sedangkan sebagai antisipasi pemadaman listrik, sambung Tasdi, pihaknya juga mengecek beberapa sekolah yang dalam UN menggunakan system Ujian Nasional Berbasis Komputer atau Computer Based Test (UN-CBT). Semua sekolah telah mengantisipasi dengan menyediakan listrik cadangan/genset.
“Untuk sekolah yang mengajukan system CBT, perlu ada antisipasi listrik padam dan sebagainya. Yaitu perlunya penyediaan jenset, dalam pantaunannya pihak penyelenggara UN yang menggunakan CBT sudah berkoordinasi dengan pihak PLN untuk antisipasi,”ujarnya.
Kepala Bidang Pendidikan Menengah (Dikmen) Dinas Pendidikan (Dindik) Kabupaten Purbalingga Sukirto mengatakan, bahwa tahun ini sebanyak 8.574 siswa tingkat SMA/SMK/MA di Purbalingga yang mengikuti UN. Sebanyak 2.192 siswa mengikuti UN online.
“Enam sekolah yang mengikuti UN online diataranya SMK YPT Purbalingga I, II, SMK Muhammadiyah 1 Purbalingga, SMKN 1 Purbalingga, SMKN Bukateja dan SMKN 2 Purbalingga.Sedangkan siswa lainya mengikuti UN dengan metode lama dan menggunakan naskah jawaban serta soal yang hasilnya dipindai komputer,”terangnya.
Ujian Nasional Berbasis Komputer (Computer Based Test) atau UN-CBT sambung Sukirto adalah sistem ujian yang digunakan dalam UN dengan menggunakan sistem komputer. Adapun kriteria sekolah/madrasah yang menjadi pelaksana UN-CBT adalah tersedianya sarana dan prasarana seperti komputer personal (PC) atau laptop sebagai client .
“Dengan rasio jumlah client dibanding jumlah peserta UN minimal satu banding tiga serta client cadangan minimal sepuluh persen. Sedangkan sarana prasarana UN-CBT adalah harus ada server yang memadai dan dilengkapi dengan UPS, jaringan lokal (LAN) dengan media kabel. Selanjutnya koneksi internet dengan kecepatan yang memadai serta asupan listrik yang memadai. Disamping itu juga diutamakan memiliki genset kapasitas memadai serta ada ruangan ujian memadai. Dan untuk sekolah di Purbalingga yang menggunakan UN-CBT sudah memenuhi kriteria tersebut,”ujarnya.(Sukiman)